SATUARAH.CO - Kasus sengketa tanah kembali terjadi di Indramayu. Kali ini menimpa Khayat Hidayatullah, pemuda asal Blok Singakerta, Desa Singakerta, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu.
Tanah sawah seluas 2.537 M² di Blok Pemancingan, Desa Kapringan milik keluarganya, menurut Khayat, dicaplok orang.
Khayat menceritakan, awalnya tanah sawah tersebut milik kakeknya, Sahid. Lalu dibeli sebagian oleh ayah Khayat, Mulyani seluas 1.057 M² pada tahun 2005 berdasarkan AJB 454/2005.
Baca Juga: Bupati Subang dan Kepala BPJS Sumedang Bahas JKN Hingga Kendalanya
Sisa lahan 1.380 M² oleh Sahid dihibahkan kepada Arofah yang merupakan anak perempuan Sahid sekaligus istri Mulyani dan ibu Khayat pada tahun 2015 atas seizin ahli waris yang lain. Sahid mempunyai 5 ahli waris yakni Kuyimah, Maskupah, Arofah, Fatiyah dan Istingadah.
Pada 2014, tanah yang semula sawah dikuasai Mulyani baik dari hasil pembelian maupun diperoleh dari hibah Sahid memicu konflik. Pasalnya, tanah tersebut telah diurug dan dijadikan tempat penjemuran padi diduga oleh Wasidin dan Karta, dua orang pengusaha penggilingan padi yang lokasinya berdampingan.
Sejak saat itu, Mulyani mengalami kerugian materil yakni tak bisa lagi menggarap sawah yang merupakan mata pencahariannya sekaligus status kepemilikan tanah yang dibelinya dari Sahid terancam. "Kerugian total Rp90 juta," ujar Khayat, anak sulung Mulyani, Kamis (31/3/22).
Baca Juga: Tingkat Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi Menurun, Begini Penjelasan SMRC
Khayat menjelaskan, sebagai petani, ayahnya tak kuasa melawan. Dia tak ingin cari ribut dengan orang lain. Namun tindakan penguasaan lahan tanpa hak bahkan sampai mengurug tanah tersebut tanpa izin dinilai kelewat batas.
Artikel Terkait
Harga Kebutuhan Pokok Terus Naik Jelang Ramadhan, Begini Reaksi Anggota Komisi VI DPR
Usai Ditetapkan Tersangka, Penyidik Belum Tahu Keberadaan Pendeta Saifuddin Ibrahim
Jelang Laga Terakhir Vs Barito Putera, Persib Bandung Matangkan Strategi
Akibat Swasta Kuasai Bisnis Sawit, Pemerintah Tak Berdaya Atur Harga Minyak Goreng
Tolak Kenaikan Pertamax, PKS: Pemerintah Tidak Konsisten