SATUARAH.CO - Gegara saluran air kering lantaran dangkal dan tersumbat yang berdampak pada pertanian membuat para petani di Babelan gerah. Seperti yang terjadi di dua desa, selain saluran airnya dangkal juga kering dalam hal ini saluran sekunder BUT Babelan ke hilir yang masuk wilayah Desa Kedung Pengawas dan Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan.
"Kondisi saluran sekunder seperti ini membuat petani menjadi gerah," kata Suhendra salah seorang petani padi di Dusun II, Desa Kedung Pengawas.saat ditemui satuarah.co, Senin (1/8/22), memberitahukan bahwa saluran air yang kering di lokasi BUT 11.
Dirinya mengaku, saat musim tanam ini sawah yang digarapnya itu sebanyak 4 hektar, yang sudah ditanam padi sekitar 2 hektar, sedangkan sisanya belum digarap lantaran sawahnya kekeringan.
Baca Juga: Sinergi dengan APH, Imigrasi Cilacap Gelar POA di Sejumlah Perusahaan di Kota Dawet Ayu
"Iya mas, awah yang saya garap itu seluas 4 hektar. Yang sudah ditanam padi itu separuhnya yang baru berumur seminggu, sedangkan yang sisanya itu belum digarap lantaran lahan sawahnya kering," keluh Suhendra petani di Desa Kedung Pengawas.
Baca Juga: Kepengurusan DPW Hipakad 63 Sumut Dibekukan, Begini Menurut Ketum Djoko Wahyudi
Keluhan yang sama dirasakan oleh Karsan, petani padi di Desa Buni Bakti. Menurutnya, yang dibutuhkan petani saat mengolah sawah hingga tanam padi salah satunya adalah air.
Baca Juga: Pantau Pemain Bola Punya Talenta di POPDA, Bakal Didata Menurut Ketua PSSI Kab Bekasi
Guna melancarkan perekonomian masyarakat petani salah satunya yang diharapkannya itu adalah saluran air. Untuk itu, Karsan berharap kepada pihak terkait agar saluran air di BUT Babelan ke hilir segera dinormalisasi.
Baca Juga: Di Lokasi Wisata D Castello Sariater, Polres Subang Gelar Vaksinasi Booster
Pantauan satuarah.co di lapangan, kondisi saluran sekunder BUT Babelan ke hilir yang meliputi 2 desa yakni Desa Kedung Pengawas dan Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan saat ini aliran air tidak lancar. Saluran airnya itu dangkal ada yang ditumbuhi rumput liar juga banyak sampah plastik.
Saat ini, para petani di Babelan mengeluh terkait air, lantaran warga petani itu sudah banyak yang melakukan penanaman padi. Kondisi saluran sekunder BUT Babelan ke hilir tidak normal. √
Artikel Terkait
Kunker ke PG Rajawali II Subang, Mentan Dorong Swasembada Gula Konsumsi Nasional 2024
Danlanal Hadiri Launching Logo Hari Jadi Kota Bandung ke 212
Eep Saefulloh Fatah: Jenderal Dudung Sebagai Penganut Ajaran Jenderal Sudirman dan Jenderal M Yusuf