Berkas bertulisan 5 tuntutan ini, kemudian disetujui melalui penandatanganan yang diberikan langsung oleh Rektor IAIN Cirebon, Wakil Rektor 2 dan Direktur Pascasarjana. Sementara Wakil Rektor 1 dan Wakil Rektor 3 tidak nampak dalam dialog antar mahasiswa dengan unsur pimpinan di gedung rektorat.
Fauzi Safaludin Alkarim, Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) Institut menyatakan, aksi ini semata untuk memberikan teguran agar para pimpinan lebih peduli dan memperhatikan ORMAWA.
Menurut Fauzi, pada aksi ini sebenarnya banyak tuntutan yang ingin disampaikan, salah satunya soal akses mahasiswa yang selalu menjadi problem, soal ini masalahnya ada di TPIPD.
Baca Juga: JAM Pidum Setujui Sembilan Penghentian Penuntutan Perkara Melalui Restorative Justice
"Kemudian juga berkaitan dengan katok anggaran yang sudah terlalu lama. Sampai-sampai untuk kegiatan kami gunakan uang UKT teman-teman mahasiswa," ujarnya.
"Intinya kami minta transparansi, dan dibukanya akses mahasiswa dengan baik. Karena kami ORMAWA lagi benar-benar membutuhkan anggaran dan itu fitback buat kami juga untuk kegiatan ORMAWA. Dan dari kegiatan ORMAWA ini ada unsur yang nanti akan memajukan lembaga," terangnya.
Fauzi juga meminta agar jangan terlalu lama menidurkan ORMAWA, yakni sejak turunnya SK PNBP menjadi BLU pada bulan Juli 2022 dan itu sudah mulai dikatik, bahkan LPJ-LPJ yang sudah masuk mulai tertahan.
"Ya, pada masalah ini banyak yang menjadi harapan kami, tapi Intinya kami ingin segara semua tuntutan kami direalisasikan, termasuk adanya revisi RKAL dari lembaga," tandas Fauzi. √
(din)