SATUARAH.CO - Aktivis Jakarta Raya lintas generasi menggelar acara Ngopi Bareng di Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci), Tangerang pada Sabtu (4/6/22).
Aktivis Jakarta Raya dari angkatan era-1980-an, 1990-an sampai 2000-an berdiskusi soal-soal kebangsaan, rakyat dan lingkungan hidup.
Aktivis Jakarta Raya mengawali Ngopi Bareng dengan menebar bibit ikan dan penanaman pohon di tepi sungai Cisadane. Dua kegiatan tersebut merupakan langkah konkret pelestarian lingkungan hidup, dimulai dari tepi sungai Cisadane, dan menyebar untuk seluruh Indonesia.
Baca Juga: Plt Wali Kota Bekasi Takziah ke Rumah Dinas Gubernur Jabar
Seorang Aktivis Jakarta Raya, Uyus menyebutkan peradaban dimulai dari tepi sungai. Tebar benih ikan dan menanam pohon merupakan energi untuk perbaikan bagi sungai Cisadane. Benih ikan yang ditebar sekitar 10.000 ikan lele, mujair dan nila. Juga menamam bakau di tepi sungai Cisadane.
"Mudah-mudahan mendapatkan balasan dari semua mahluk yang ada di sungai Cisadane dan seluruh Indonesia." harap Uyus.
Baca Juga: 11 Pelaku Curanmor Dibekuk Tim Satreskrim Polres Subang, Ini Menurut AKBP Sumarni
Acara yang dihadiri sekitar 100 aktivis dari Jabodetabek, Padang, Surabaya dan Cilegon itu, dilanjutkan disuskusi seputar kebangsaan, Rakyat dan lingkungan hidup.
Diskusi dipandu Antohny Danar dari Strategi Institute, yang juga aktivis Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ).
Baca Juga: Miris Mendengar Anak Balitanya Jadi Korban Pencabulan, Pasutri Ini Lapor ke Polres Karawang
Aktivis Jakarta Raya bersepakat meninggalkan sejenak dukung-mendukung Capres jelang 2024, juga bicara politik kenegaraan. Namun lebih membicarakan soal-soal politik kebangsaan.
Hal senada juga disampaikan oleh aktivis senior Bob Randelawe. Bob juga mengatakan, tinggalkan sejenak organisasi atau afilasi masing-masing, dan kita bersama ngopi bareng bicara tentang Bangsa dan Rakyat, juga menjaga konstitusi.
"Pentingnya aktivis ikut menjaga dan mengawal konstitusi UUD 1945, juga bagaimana konstitusi itu dipraktikan." ujar Bob.
Bob juga mengatakan, perbedaan pandangan dan pikiran merupakan hal yang biasa dalam demokrasi. Namun jangan sampai memisahkan satu aktivis dengan aktivis lain. Utamanya dalam misi suci mengawal konstitusi.
Artikel Terkait
Disdik Kota Bekasi Selesaikan Kasus Dugaan Kekerasan Terhadap Murid, Ini Kronologisnya
Minggon Desa Kedung Pengawas, Dorong Kerja Bakti Serentak, Ini Kata Kades Nasarudin
Gandeng Camat Babelan, UPTD Persampahan Wilayah I Gelar Jumat Bersih dan Tutup Dua TPS Liar
Bahas Kesetaraan Gender, DPRD Pandeglang Kunker ke DPPPA Kota Bekasi
Hadiri Rapat Paripurna LPPA DPRD Kab Lampung Timur, Ini Penjelasan Wabup Azwar Hadi