SATUARAH.CO - Program Beasiswa Sobat Bumi Kalimantan (BSBK) yang digagas PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) kembali membuka jalan bagi generasi muda Kalimantan untuk menempuh pendidikan tinggi.
Tahun 2025 ini, sebanyak 15 mahasiswa terpilih resmi memulai perjalanan akademik mereka di sejumlah perguruan tinggi di Kalimantan, membawa harapan baru bagi masa depan pribadi maupun daerah asalnya.
Para penerima beasiswa kini menjalani semester pertama di Universitas Borneo Tarakan, Universitas Mulawarman, Politeknik Negeri Samarinda, Institut Teknologi Kalimantan, serta Universitas Lambung Mangkurat.
Program beasiswa penuh ini tidak hanya menjadi dukungan finansial, tetapi juga simbol keberpihakan perusahaan terhadap pengembangan sumber daya manusia di sekitar wilayah operasionalnya.
Salah satu penerima beasiswa, Muhammad Fery Restiawan Ramadhani, mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Lambung Mangkurat, merasakan langsung dampak program tersebut. Beasiswa yang diterimanya pada November 2025 dinilai menjadi penopang penting dalam perjuangannya menuntaskan pendidikan sarjana, terutama sebagai mahasiswa perantau.
Baca Juga: Jelang Nataru 2025 - 2026, IAS Group Lakukan Langkah Penting di Bandara
Lulusan SMKN 1 Tanjung itu mengaku perjalanan menempuh pendidikan tinggi sarat dengan tantangan. Kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari biaya tempat tinggal hingga transportasi, menjadi bagian dari realitas yang harus dihadapi.
Namun, bagi Fery, setiap kesulitan justru menjadi ruang belajar tentang kemandirian dan tanggung jawab.
“Semua keterbatasan saya jadikan proses pembelajaran. Dari situ saya belajar bertahan, berusaha, dan terus melangkah,” tuturnya.
Sekolah asal Fery sendiri berjarak sekitar empat kilometer dari fasilitas operasi hulu migas yang dikelola Pertamina EP Tanjung Field, salah satu afiliasi PHI.
Di tengah keterbatasan, Fery mengaku dukungan keluarga menjadi sumber kekuatan utama. Nasihat orang tua untuk berpikir positif, ikhlas, dan selalu bersyukur ia pegang teguh, termasuk saat mengikuti rangkaian seleksi BSBK.
Menurutnya, proses seleksi bukan sekadar penilaian akademik, melainkan pelajaran tentang ketekunan dan kesiapan mental menghadapi hasil apa pun.
“Kalaupun tidak lolos, saya sudah menyiapkan alternatif, termasuk bekerja agar tidak membebani orang tua,” ujarnya.
Keyakinan bahwa setiap usaha akan menemukan jalannya membuat semangatnya tak pernah surut.