humaniora

Bertambahnya Penduduk dan Permukiman Baru, Peneliti: Kualitas Air Bersih Menurun

Sabtu, 9 Juli 2022 | 11:29 WIB
Ilustrasi (Istimewa)

SATUARAH.CO - Bertambahnya penduduk yang semakin pesat, dan berkembangnya jumlah permukiman baru di berbagai tempat dapat menimbulkan menurunnya kualitas air bersih.

Hal ini karena proses penyaringan air secara alami ikut terhambat, semakin menurun dan tercemar.

Peneliti Ahli Utama dari Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nusa Idaman Said mengatakan, salah satu permasalahan air yang masih dihadapi, yaitu dalam penyediaan air bersih di Indonesia.

Baca Juga: Bentuk Tim Percepatan Pembangunan Daerah, Begini Menurut Pj Bupati Bekasi

Bahan baku air yang dikelola oleh PDAM, belum memenuhi syarat air baku minum kelas satu. Air banyak tercemar oleh polutan air limbah domestik, maupun industri.

Semakin buruknya kualitas air baku air minum, mengakibatkan biaya produksi air minum menjadi bertambah besar. Harga jual air pun, menjadi lebih mahal,” ungkap Peneliti Ahli Utama dari Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nusa Idaman Said dalam keterangannya, Jumat (8/7/22).

Baca Juga: Sambut Idul Adha 1443 H, BUMN di Subang Salurkan 17 Hewan Kurban ke Warga

Dijelaskan, ada beberapa metode pengolahan air yang bisa digunakan PDAM. Pertama, yaitu sistem khlorinisasi, cara ini dilakukan dengan membubuhkan khlor sebagai disinfektan.

Sistem saringan pasir lambat, dapat terbentuknya lapisan film di atas saringan pasir, dan menjernihkan air secara biokimia.

Baca Juga: Komputer dan Printer di Ruang Kepala SDN Jaya Laksana 03 Digondol Maling, Ini Penjelasan Pihak Sekolah

"Ada pula sistem saringan pasir cepat, yaitu pengendapan dengan menggunakan senyawa kimia, dan saringan cepat. Kemudian, terakhir dengan sistem pengolahan air bersih yang dilengkapi dengan pengolahan khusus. Karena adanya unsur-unsur khusus pada air baku, misalnya pada kasus air dengan kandungan besi tinggi. Diperlukan pengolahan preklorinasi, pengaturan pH, dan metode pengolahan dengan bakteri besi," ujarnya.

Lebih lanjut, Nusa mengungkapkan, penggunaan teknologi pengolahan air di atas, sudah memenuhi persyaratan sebagai air minum. Teknologi itu dapat dipertanggungjawabkan, apalagi kalau air bakunya sudah bagus. Apapun air bakunya, sebetulnya bisa diproses untuk menjadi air minum.

"Pengolahan air secara menyeluruh, sangat penting untuk menghindari biaya tinggi. Baik biaya industri, maupun biaya sosial. Strateginya, kita harus memilih sumber air, teknologi pengolahan yang tepat, ekonomis, dan memenuhi baku mutu,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah BRIN Wihatmoko Waskito Aji, mengungkapkan, masyarakat sangat membutuhkan tersedianya air bersih dan sehat sesuai standar.

Halaman:

Tags

Terkini

BMKG Resmi Tutup Rangkaian Pelatihan Dasar CPNS

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:21 WIB

Warga Babelan Terima Bansos Beras dan Minyak Goreng

Sabtu, 29 November 2025 | 12:45 WIB