aspirasi

Bertandang ke Kantor SMSI, Produser Film 'Lafran, Demi Waktu' Ini Bercerita Sosok Lafran Pane

Kamis, 15 April 2021 | 21:36 WIB
Bertandang ke Kantor SMSI, Produser Film 'Lafran, Demi Waktu' Ini Bercerita Sosok Lafran Pane



Lebih jauh, produser film yang jebolan Universitas Leiden itu, yakin bahwa Lafran adalah sosok pejuang senyap. Orang biasa dengan gagasan dan tindakan luar biasa. Riuh-rendah saat mendirikan HMI, penuh cerita bermakna. Lafran sampai harus menyedekahkan jabatan demi membesarkan organisasi yang didirikannya itu. Ini sangat menggugah di saat orang-orang gemar memburu jabatan dengan cara apa pun. Lafran menjadi simbol perlawanan atas pelbagai bentuk keserakahan dan nafsu-kuasa.





Di benak Deden, sosok Lafran menjadi sangat penting. Ia menjadi ikon sekaligus role model dalam proses pengkaderan anak-anak bangsa. HMI adalah karya nyata Lafran. Dari rumah HMI, jutaan kader anak bangsa lahir. Mereka turut memberikan warna dalam proses perjalanan republik ini. Tak hanya pada level politik, tapi juga ekonomi dan sosial. Kata Lafran, "untuk Indonesia, saya lillahii taa'la".





Rekam-jejak kepahlawanan Lafran menjadi ruh pengkaderan HMI. Hal itu, kata Deden, mesti kita rawat, pupuk, dan sebarkan secara luas di ruang publik melalui kanal media-media kreatif. Karena nilai-nilai kepahlawanan Lafran bersifat universal. Spirit perjuangannya harus menjadi inspirasi dan kebanggaan seluruh anak bangsa, tidak hanya HMI. Apa pun latar-belakangnya. Apalagi nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang menjiwai Lafran mendirikan HMI, diakui, adalah perekat kuat bangsa.









Dalam spirit pengkaderan itulah, menurut Deden, film "Lafran, Demi Waktu" hadir. Dengan kekuatan visual diharapkan nilai-nilai kepahlawanan dan perjuangan Lafran bisa menginspirasi jutaan anak bangsa. Kekuatan cerita film ini bisa menjadi senjata ampuh sekaligus sumber inspirasi yang bisa menggetarkan jiwa anak-anak muda untuk bangkit bersama membangun negeri.





Dalam konteks itulah, tegas founder & CEO Reborn Initiative, film Lafran ini menjadi sangat penting. Cita rasa keislaman-nasionlistik yang tercermin dalam setiap jejak-langkah-historis Lafran menjadi kekuatan dahsyat bagi negeri tercinta ini.





Sayangnya, film Lafran Pane itu hingga kini masih belum bisa tayang. Padahal sudah selesai shooting satu tahun lalu, tapi belum bisa lanjut ke proses post production karena terganjal budget. "Ya, macet produksi-nya karena kendala dana," ungkap Deden.





"Ya, makanya saya datang ke sini untuk curhat sama Ketua Umum SMSI, tolong carikan investor supaya film ini bisa tayang. Perlu biaya lagi," sambung Deden sambil tertawa.





Mendengar curhatan Kang Deden tersebut, Firdaus mendorong spirit untuk terus bergerak, karena niat baik di bulan baik semoga di ijabah Allah.

Halaman:

Tags

Terkini