Meskipun tidak semua program berjalan tanpa kritik, Anies berhasil menunjukkan bahwa ia memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan Jakarta.
Siap Kalah Terhormat
Salah satu faktor yang membedakan Anies dari banyak politisi lain adalah kesiapannya untuk menerima kekalahan dengan terhormat. Dalam konteks Pilkada DKI, kesiapan ini menunjukkan bahwa Anies memahami risiko dan dinamika politik yang kompleks di Jakarta.
Ia tidak hanya fokus pada kemenangan semata, tetapi juga pada proses dan etika berpolitik. Kesiapan Anies untuk kalah terhormat juga bisa menjadi inspirasi bagi politisi lainnya.
Dalam demokrasi yang sehat, kekalahan harus diterima sebagai bagian dari permainan politik yang fair. Sikap ini tidak hanya akan memperkuat kredibilitas Anies sebagai seorang politisi, tetapi juga akan memberikan pelajaran penting bagi masyarakat tentang arti sportifitas dalam politik.
Penutup
Anies Baswedan, dengan segala pengalaman dan rekam jejaknya, tampaknya siap untuk kembali bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta.
Sikapnya yang siap menerima kekalahan dengan terhormat menunjukkan bahwa ia memiliki pandangan yang matang dan sportif dalam berpolitik.
Langkah ini tidak hanya penting bagi karir politik Anies Baswedan sendiri, tetapi juga bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Melalui kesiapannya untuk kalah terhormat, Anies mengajarkan bahwa politik adalah tentang melayani dan berkontribusi, bukan sekadar merebut dan memenangkan kekuasaan, dalam hal ini perlu diingat, bahwa sesungguhnya Pilpres dan Pilkada itu, bukan perkara Siapa Yang Memilih, Tapi Siapa Yang Menghitung Hasil Pemilihan. √
*) Penulis adalah Praktisi Media Massa, Anggota Dewan Pembina ASPIRASI INDONESIA, Untuk Penetapan 15 Maret sebagai Libur Nasional Hari Anti Islamofobia