Mungkinkah Dinasti Politik Bikin Ganjar Pranowo-Mahfud MD Kalah?

photo author
- Minggu, 22 Oktober 2023 | 10:47 WIB
Krista Riyanto
Krista Riyanto

Oleh: Krista Riyanto * )

DINASTI dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti keturunan raja-raja yang memerintah, semuanya berasal dari satu keluarga.

Dinasti politik di era modern adalah menempatkan anak keturunan seseorang yang “masih berkuasa” memerintah di banyak lini “pemerintahan”.

Saya sebut “masih berkuasa” karena dengan memegang kekuasaan di pemerintahan, seseorang yang membangun dinasti politik punya alat kontrol mutlak terhadap instrumen negara untuk memuluskan jalan anak turunnya menjadi penguasa baru di pemerintahan.

Berbeda halnya jika seseorang itu sudah pensiun atau tidak memegang kendali pemerintahan, maka anak turunnya yang sukses menjadi “orang” tidak bisa disebut sebagai penerus dinasti keluarganya karena orangtuanya tidak lagi berkuasa untuk mengontrol instrumen negara.

Jadi perbedaan yang nyata adalah potensi keterlibatan dan tidaknya “instrumen” negara.

Begitu pula ketika publik menuding Jokowi menjalankan dinasti politik mungkin tidaklah salah alamat. Jokowi yang berkuasa atas instrumen negara, mulai dari kementerian, kepolisian, militer, intelijen, dan lembaga negara lain dari tingkat pusat sampai tingkat RT sekalipun punya potesi untuk membangun dinasti.

Dengan kekuasaannya dalam mengontrol instrumen negara, didukung penuh oleh sumber daya keuangan yang besar (everybohir), publik meyakini bahwa dinasti politik itu tak sulit diwujudkan di negeri ini.

Dan, Gibran Rakabuming Raka yang sedang didesas-desuskan dijadikan penerus Jokowi tidak sulit menjadi Wakil Presiden melalui “Jalan Ninja”. Kecuali ada “takdir” yang menggagalkannya.

Kalau sudah begini, lalu seperti apa potensi Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk menang?

Sia-sia saja dong Ganjar Pranowo- Mahfud MD ikut kompetisi di Pilpres?Itulah pertanyaan di benak banyak orang yang mencintai negeri ini.

Analisisnya, Ganjar Pranowo-Mahfud MD masih berpeluang menang sekalipun dikepung oleh banyak partai politik yang mendukung dinasti politik.

Mari kita mulai dari data suara publik yang tergambar di media sosial.

Tren kebencian publik kepada praktik dinasti politik di dunia maya belakangan ini datang secara bergelombang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X