SATUARAH.CO - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Reny Hendrawati bersama Plt TP PKK Wiwiek Hargono Tri Adhianto menghadiri pembukaan kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kota Bekasi Tahun 2022 di Harris Convention Kota Bekasi.
Kegiatan tersebut dalam rangka mendukung upaya percepatan pencegahan, menekan angka stunting sekaligus penanggulangan stunting di Kota Bekasi.
Rembuk Stunting merupakan langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.
Baca Juga: Menuju Indonesia Sehat, Koramil 04 Babelan Gelar Serbuan Vaksin Booster
Acara dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Tanti Rohilawati, dan para Kepala OPD, unsur Forkopimda, Camat, Lurah, Kepala Puskesmas se Kota Bekasi.
Untuk diketahui, walaupun angka kasus stunting di Kota Bekasi telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat, namun kondisi gagal tumbuh pada anak balita ini masih ditemukan di Kota Bekasi, dimana pada Tahun 2020 sebesar 10,7% dan Tahun 2021 sebesar 7,9% dari sasaran balita di Kota Bekasi. Sehingga Kota Bekasi ditetapkan sebagai lokasi fokus intervensi penurunan stunting sampai dengan Tahun 2024 mendatang.
Dalam sambutannya Sekda Kota Bekasi mengatakan, dapat dilihat dari penyebabnya yang multifaktor serta dampak terjadi pada balita dengan kondisi stunting. Tentunya membutuhkan perhatian dan peran serta aktif dari berbagai pihak.
Baca Juga: Ini Klarifikasi Ikhsan Tamimi Penjual Es Tape Kocok Diendorse Plt Wali Kota Bekasi
“Penyebabnya yang multifaktor serta dampak terjadi pada balita dengan kondisi stunting. Tentunya sangat mengapresiasi dengan kegiatan rembuk stunting, bersama kita perhatikan generasi penerus kita, ini membutuhkan perhatian penuh dan peran aktif dari berbagai pihak,” ujar Reny Hendrawati
Di tempat yang sama Plt Ketua TP PKK Kota Bekasi Wiwiek Hargono Tri Adhianto menyampaikan, pencegahan stunting sangat penting dilakukan melalui dua intervensi yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting.
Baca Juga: Maknai Idul Adha, Firli Bahuri: Penggal Sifat Tamak dalam Diri Supaya Tidak Korupsi!
Upaya penurunan dan pencegahan stunting kata Wiwiek akan efektif jika intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dilakukan secara kolaborasi dan terintegrasi oleh semua unsur baik dari pemerintah, swasta dan masyarakat.
"Kolaborasi penanganan membutuhkan proses perencanaan pemantapan program/kegiatan lintas sektor untuk meningkatkan ketersediaan layanan intervensi gizi spesifik kepada keluarga dan sasaran intervensi sensitif untuk semua masyarakat terutama masyarakat miskin," tutur Wiwiek
Artikel Terkait
Lumajang Jawa Timur Diguncang Gempa Susulan Sebanyak 34 Kali
Pemerintah Resmi Tetapkan Hari Libur Nasional Hari Raya Idul Adha 1443 H pada Hari Minggu
Usai Shalat Idul Adha, PAC LDII Kebalen Sembelih 4 Ekor Sapi dan 5 Ekor Kambing
Plt Wali Kota Bekasi Sholat Idul Adha di Masjid Al Barkah, Ini Katanya
Apel Pagi di UPT Pengelolaan Persampahan Wil I, Tekankan Disiplin Kerja Sesuai Tupoksi