SATUARAH.CO - Sepanjang bagi kepentingan Nasional, masyarakat Bali pasti mendukung sepenuhnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara negara Group of Twenty (G20). Demikian disampaikan praktisi hukum Dr. I Made Pria Dharsana, SH, M. Hum, di Denpasar, Senin (7/11/22).
Kata dosen Fakultas Hukum Universitas Warmadewa ini, masyarakat Bali tidak pernah punya pretensi negatif, terhadap apakah kegiatan itu sepenuhnya memberi nilai yang begitu besar bagi masyarakat Bali atau tidak,
"Sepanjang itu mempertaruhkan nama Indonesia di dunia internasional, masyarakat Bali akan mendukung sepenuhnya," ujar I Made Pria Dharsana.
Baca Juga: IKN Tingkatkan Taraf Pendidikan dan Kesejahteraan Bagi Masyarakat Kalimantan
Dikatakan, bila belajar dari sejarah, masyarakat Bali sudah lama menerima tokoh-tokoh dari luar negeri, bahkan waktu jaman kolonial banyak tokoh warga negara asing ada di Bali, seperti Adrien-Jean Le Mayeur, Rudolf Bonnet, Walter Spies, bahkan mereka sampai menetap di Bali, "Waktu itu Bali lebih dikenal dari Indonesia," tandasnya.
I Made Pria Dharsana berujar, Bali sudah terbiasa jadi tuan rumah atau host, Apapun kegiatan yang dilakukan di Bali, termasuk kegiatan bertaraf International, Bali selalu siap menyelenggarakan dan menyukseskannya.
"Walau sesungguhnya tidak semua bisa ditangani masyarakat Bali sepenuhnya, namun masyarakat Bali sudah terbiasa bekerjasama dengan berbagai pihak," jelas Doktor lulusan Universitas Indonesia ini.
Baca Juga: Infrastruktur Pendukung KTT G20 di Bali, Ramah Lingkungan dan Genjot Ekonomi Masyarakat
Terkait perhelatan KTT G20, katanya, seharusnya menjadi kesempatan yang luar biasa bagi civitas akademik. "Karena KTT G20 tidak serta merta akan ada lagi tahun depan, 20 tahun lagi baru akan kita dapatkan kesempatan sebagai Presidensi," paparnya.
Ini proses bergilir, bahwa sebagai tuan rumah itu akan diberikan pada negara negara keanggotaan G20. Indonesia pada pemerintahan Jokowi - K.H. Ma'ruf Amin ini menjadi presidensi dan tuan rumah dari tahun 2021 hingga pertengahan bulan ini.
"Dan kepercayaan itu tidak mudah kita terima. Seluruhnya ada kegiatan yang harus dilakukan sepanjang tahun. Dalam Presidensi G20 ini, ada ekonomi, ekonomi kreatif, kenegaraan, pariwisata, kemudian energii yang terbarukan," ungkapnya.
Baca Juga: UMKM Bentuk Diplomasi Presidensi G20 Indonesia
Sebagai akademisi, tambah Pria, sepertinya tidak hanya masyarakat umum, tapi juga akademisi bisa mengambil manfaat perhelatan KTT G20 dengan melibatkan diri, memberi masukan dan memberi pandangan-pandangan, terhadap bagaimana sumber daya alam kita, bagaimana investasi yang dimasukan ke Bali dan ke Indonesia, "Agar kegiatan ini tidak sepenuhnya menguntungkan investor, tapi juga penambah bagi peningkatan ekonomi masyarat kita, tidak saja hari ini, juga untuk 30 atau 50 tahun ke depan."
Harus diakui, jelas Pria Dharsana yang seorang notaris ini, banyak sekali negara-negara yang tidak bisa bangkit sstelah pandemi Covid 19, maka terjadilah ancaman krisis dunia. Sedangkan di Indonesia, dengan kebijakan Presiden Jokowi yang tidak menutup semua akses dan seluruh kegiatan ekonomi. Dengan tekhnik buka tutup ini, memberi kesempatan sepenuhnya masyarakat turut ambil bagian dan bukan tanggung jawab negara semata.
Artikel Terkait
Penjualan Tiket Kereta Api Nataru Mulai Dibuka Hari Ini
Ini Lima Obat Alami Anak Atasi Muntaber
Pejabat PPNS, MPDN dan Notaris Pengganti Dilantik, Begini Menurut Kakanwil Kemenkumham Jateng
PWI dan IKWI Jabar Gelar Turnamen Bulutangkis, Ini Alasannya Menurut Hilman Hidayat
Pemeriksaan Saksi, Sidang Perkara PT Duta Palma Group Digelar