SATUARAH.CO - Pengamat hukum, Chrisman Damanik tidak yakin ada keterlibatan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir dalam bisnis polymerase chain reaction atau PCR.
Menurut Chrisman, keterkaitan nama Luhut dan Erick dalam kepemilikan bisnis PCR tersebut hanya isu atau asumsi belaka.
"Isu tentang keterkaitan dan keterlibatan beberapa nama pejabat negara termasuk Menteri BUMN Erick Tohir terkait bisnis PCR perlu dilihat secara utuh. Jangan ada asumsi-asumsi yang berlebihan karena menyangkut nama baik seseorang," kata Chrisman, Sabtu (6/11), kepada wartawan.
BACA JUGA: DPR Yakin Andika Perkasa Mampu Bawa TNI Lebih Profesional
Ada tiga hal bagi Chrisman, kenapa dirinya tidak yakin Luhut dan Erick terlibat dalam kepemilikan bisnis PCR tersebut.
Pertama, sejauh mana peran dan keterlibatan serta saham PT dan Yayasan Kemanusiaan ADARO dalam bisnis PCR, apakah pemegang saham signifikan atau tidak, karena informasi media hanya enam persen dan sepuluh persen.
"Kedua, sejauh mana keterlibatan Pak Luhut dan Pak Erick sendiri di dalam PT dan yayasan tersebut apakah masih bagian dari PT atau yayasan tersebut jadi tidak hanya dengan asumsi-asumsi saja," ujarnya.
BACA JUGA: Diklaim Sentul City, Pemilik Studio Zoom 8 Minta Penjual Tanah Bertanggungjawab
Kemudian yang ketiga, menurut Chrisman, apakah keterlibatan PT dan Yayasan tersebut berorientasi untuk mendapat keuntungan atau itikad dan maksud sosial, hal seperti ini yang menjadi penting.
"Sebelum adanya bukti-bukti yang terang dan jelas baiknya tidak ada asumsi-asumsi yang mendeskreditkan pihak-pihak tertentu dan tidak boleh ada tuduhan-tuduhan apapun. Kita yakin Pak Luhut dan Pa Erick beritikad baik dalam membangun bangsa," ungkap eks Ketum Presidium GMNI tersebut.
Hal yang sama juga disampaikan Mantan Ketum PP KAMMI, Kartika Nur Rakhman. Menurutnya, Luhut dan Erick tidak terlibat dalam kepemilikan bisnis tes Covid-19 tersebut.
BACA JUGA: Debit Air Kali Citarum Terus Meningkat, Polsek Cabangbungin Patroli Malam Kontrol Tanggul Kritis
"Bahwa rumor yang beredar tersebut menurut saya tidak tepat, kenapa, karena para menteri tersebut baik pak Luhut maupun pak Erick itu tidak memiliki saham pada PT GSI,” paparnya.
Kartika menegaskan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia ini harus diakui tidak mudah. Itu sebabnya, kata dia, diperlukan keterlibatan semua pihak, sehingga pandemi ini segera berakhir.
Artikel Terkait
Pemancangan Tembok Beton di Kali Bekasi Bikin Sumringah Warga Sukamekar, Ini Katanya
Bang Japar Dukung Polres Jakut Usut Tuntas Kasus Nasi Kotak PSI
Fasyankes Wajib Pasang QR Code Pedulilindungi, Ini Penjelasan Prof Abdul Kadir
Karier Jenderal Andika Mirip SBY, Dahlan Iskan Sebut Bisa Jadi Presiden
Tidak Pernah Kritik Prabowo, Fahri Hamzah Beri Sindiran Ke Fadli Zon
3 Trik Sadap WA WhatsApp, Dijamin Tak Ketahuan Target