SATUARAH.CO - Wakil Bupati (Wabup) Subang Agus Masykur Rosyadi menyerahkan bantuan penggantian kematian hewan akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) di halaman Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Subang, Selasa (15/11/22).
Turut hadir Fungsional Medik Peternakan DKPP Provinsi Jabar, perwakilan Pimpinan BRI Cabang Subang, perwakilan unsur Kodim 0605 Subang, para Kepala UPTD Puskeswan wilayah Kabupaten Subang, Tim lapangan, paramedik, dan inseminator dan para penerima bantuan keadaan tertentu darurat penyakit mulut dan kuku.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Subang, Bambang Suhendar, S.IP dalam laporannya mengatakan, berawal dari 21 Mei 2022 munculnya virus PMK, Subang harus siap dengan segala hal apapun dengan resiko jelek PMK.
Baca Juga: Kecam Pelecehan di Salah Satu Sekolah, Plt Wali Kota Bekasi: Segera Keluarkan Surat Pemberhentiannya
Bambang Suhendar mengatakan, hari ini Subang tinggal tiga ekor yang terdampak virus PMK, namun sudah dalam posisi perawatan di Disnakeswan.
"Bermula sebanyak 1671 terdampak, yang sudah pada posisi penyembuhan 1575, terdapat 41 kematian dan potong bersayarat 52 ekor, terdiri dari jenis sapi, kerbau dan domba," ungkap Kepala Disnakeswan Subang, Bambang Suhendar.
Bambang Suhendar menambahkan, terjadi kematian dan potong bersyarat untuk 46 ekor.
"Hari ini untuk 23 orang peternak hewan yang mati terdampak virus PMK mendapat penggantian masing-masing Rp 10 juta," ucapnya.
Baca Juga: WBP WNA dari Lapas Kelas II A Permisan Nusakambangan Diterima Imigrasi Cilacap Kelas I
Selain itu, Bambang juga menyampaikan apresiasi dan penghormatan kepada para tim lapangan, tim paramedik, dan tim inseminator yang telah berupaya menuntaskan virus PMK.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Mohammad Arifin Soedjaya, MM menyampaikan, ini menjadi momentum motivasi lebih tinggi lagi untuk terus meningkatkan kinerja demi terwujudnya kesehatan peternakan.
H. Mohammad Arifin menekankan, virus ini tiada henti terus menjalar sehingga upaya pencegahan harus sampai pada tracking.
"Ini semua karena pergerakan pasar hewan, sehingga terkadang sukar diselesaikan," ungkap Mohammad Arifin Dinas Ketahanan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga: Atasi Kesemutan di Tangan Kanan, Pakai Obat Alami Ini
Artikel Terkait
Ditjen Imigrasi Bakal Tindak Tegas Tindak Jika Ada Orang dan Kelompok Asing Ganggu KTT G20 di Bali
Presiden Jokowi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan PM Jepang Fumio Kishida
Ibu Negara Terpeleset di Tangga Pesawat Kepresidenan
Sidang Ferdy Sambo Cs Ditunda, Pakar Pidana Suparji Ahmad: Masyarakat Bisa Relaksasi ke Isu G20
Jaksa Agung: Penegakan Integritas Kejaksaan Dalam Rangka Akuntabilitas dan Kepercayaan Publik
Presiden Jokowi Sambut Pemimpin Negara G20 di Hotel Apurva Kempinski Bali