Diskusi Panel, Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia Post G 20 Presidency

photo author
- Kamis, 3 November 2022 | 07:53 WIB

SATUARAH.CO - Universitas Paramadina dan Konrad Adenauer Stiftung (KAS), Jerman menggelar diskusi panel dengan tajuk Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia post G20 Presidency di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (2/11/22).

Diskusi panel ini membahas tentang refleksi ekonomi Indonesia di tengah tekanan ekonomi dunia akibat pandemi Covid 19 serta perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan dunia. Diskusi ini pun menyoroti tantangan ekonomi Indonesia sebagai tuan rumah G20 serta dalam menyongsong pemilu 2024.

Diskusi panel menghadirkan beberapa ekonom di antaranya Prof. Bambang Brojonegoro (Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan/ Kepala BRIN (2019-2021), Wijanto Samirin (Staf Khusus Bidang Ekonomi Wakil Presiden RI periode 2014-2019/Ekonom Senior Universitas Paramadina) , Eddi Danusaputro (CEO PT BNI Modal Ventura) dan Prima Naomi (Dosen Senior Universitas Paramadina), dan dimoderatori oleh Dr. Iin Mayasari (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina).

Diskusi panel dibuka dengan keynote speech oleh Jusuf Kalla yang dilakukan secara daring dikarenakan sedang berada di Bali untuk rangkaian acara G 20. Denis Suarsana sebagai Direktur KAS Indonesia dan Timor Leste serta Rektor Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D membuka acara diskusi panel ini.

HM Jusuf Kalla: Kita Harus Optimis

Dalam keynote speech-nya JK menyatakan, menyadari pertemuan G 20 nanti adalah pertemuan yang paling dilematis dan mungkin yang paling ribet. Kemungkinan adanya banyak kendala karena adanya perang Rusia-Ukarina. Pertentangan Amerika, Rusia dan terakhir dengan Saudi. Adanya saling embargo Rusia dengan negara-negara Eropa hingga terjadilah krisis ekonomi di eropa.

Baca Juga: UTA '45 Buka Posko Pengaduan 'Korban' UKAI CBT, Ini Alasannya

“Kita bersyukur dihadiri seluruh pemimpin negara-negara G 20,  kita berharap agar Indonesia bisa mendamaikan pimpinan-pimpinan negara, Putin-Biden dan sebagainya. Walaupun saya yakin ini bukan pekerjaan mudah,” ujar Jusuf Kalla.

Namun akibat konflik-konflik antar negara ini dan kebijakan-kebijakan bukan hanya di Rusia dan Ukraina juga China, Jepang, Amerika, Korea Selatan dan Utara itu juga bagian di Asia Timur yang memberi dampak kepada ekonomi kewilayahan.

“Namun di Asia Tenggara relatif jauh termasuk Indonesia. Karena itu kalau kita lihat ramalan Worldbank, Vietnam bisa tumbuh 7,5%, Filipina 6,5-7%, Malaysia 6,4%, Indonesia 5%. Jadi di ASEAN kita nomor 4, artinya kita mempunyai peluang lebih baik lagi. Itu Artinya ada peluang dari krisis energi, krisis pangan di dunia justru memberikan suatu kebutuhan yang dapat kita berikan,” imbuhnya.

Menurut Jusuf Kalla, di manapun terjadi suatu krisis di suatu wilayah itu bisa memberikan manfaat apabila negara itu mampu mengisi kebutuhan itu.

“Jadi jangan dianggap krisis dunia itu merupakan krisis keseluruhan, ada yang mengambil manfaat, Vietnam mengambil manfaat, Filipina, kenapa kita tidak? Berarti ada harus evaluasi kebijakan kita sehingga kita bisa dapat. Saya yakin resesi dunia tidak banyak menyentuh Asia tenggara. Karena kita cukup listrik berlebih untuk PLN, harga batubara naik. Kita baru swasembada pangan beras diberi penghargaan. Itu artinya kita tidak memiliki 2 masalah yang menyebabkan resesi negara-negara eropa,” jelas Jusuf Kalla.

Baca Juga: Camat dan Kades Diminta Pantau Ketersediaan Pangan Warga Setiap Hari, Begini Kata Pj Bupati Bekasi

“Pengalaman krisis keuangan perekonomian Amerika jatuh. tapi kita masih tumbuh 4,5% turun dari 6, tapi dalam 1 tahun  kembali naik. Jadi ekonomi dunia tidak berarti semua ekonomi tersambung. Karena itu saya mengatakan jangan pesimis, mari kita optimis. Justru dari krisis itu kita mengambil manfaat mendukung dunia dengan mengambil manfaat ekonominya,” papar Jusuf Kalla.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X