"Kenapa harus milih negeri, mestinya zaman sekarang ini tidak muncul hal seperti itu. Dulu memang negeri lebih murah, sekarang sama saja. Misal di negeri program magister Rp.10 juta per semester, di swasta jauh lebih murah, di Unindra cuma Rp.2,5 juta," jelasnya.
Atas itu, menurutnya sudah tak tepat lagi membanding atau bahkan mengunggulkan perguruan tinggi tertentu, dengan yang lainnya. Sebab hal tersebut saat ini sudah tak relevan. Perbandingan paling objektif dan rasional dalam menentukan perguruan tinggi, kata dia, adalah dengan melihat peringkat akreditasi, lulusan dan proses belajar-mengajar.
"Kalau swasta menyelenggarakan dengan Tri Dharma-nya (Tri Dharma Perguruan Tinggi) bagus, pembelajarannya bagus, uang bulanannya juga terjangkau, saya kira masyarakat bisa menilai kok. Lulusan juga terlihat, seperti Unindra kan, alhamdulillah yang jadi ASN banyak, kerja di bank pemerintah banyak, guru banyak," papar Sumaryoto.
"Itu artinya apa? Mereka masih bisa bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain kok, walaupun SPP-nya paling murah," imbuhnya. √