SATUARAH.CO - Kisah Prof Dr H, E. Sugianto, SH, MH yang sukses menggapai mimpi menjadi akademisi, ternyata lahir dari keluarga petani.
Sugianto sendiri merupakan anak lelaki satu-satunya dari 8 perempuan bersaudara yang tinggal di Perkampungan Desa Gantar, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Namun sebagai anak lelaki, Sugianto tidak pernah merasa berkecil hati, walaupun tinggal di wilayah perkampungan Indramayu Barat.
Kisahnya dimulai dari masa kanak-kanak. Di masa kecil ini, Sugianto tak pernah bermimpi menjadi akademisi atau dosen di Perguruan Tinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh rasa "minder" karena menjadi anak Petani Tulen.
Baca Juga: Catatan Pinggir Musorkot KONI Kota Bekasi 2023
Di usianya yang sudah cukup, Sugianto kemudian bercita-cita menjadi TNI AD yang dipandangnya begitu gagah di mata Sugianto. Pada tahun 1992, cita-cita tersebut kemudian diwujudkan setelah lulus kuliah S1 Hukum pada Fakultas Hukum UNPAS Bandung. Sugianto mendaftar AKABRI di Kodam III Siliwangi dengan berbekal Ijazah S1. Tetapi keberuntungan belum berpihak kepadanya, Sugianto pun gagal saat dalam tes wawancara .
Setelah gagal tes masuk AKABRI, pada tahun 1994, Sugianto melamar menjadi dosen Fakultas Hukum UNTAG Cirebon dan rupanya berhasil hingga mengajar sampai tahun 2006.
Dikisahkan kembali, pada tahun 1996 sebelumnya, Sugianto melabuhkan hatinya pada seorang wanita yang dinikahinya dan dikaruniai 5 anak, yakni 4 anak perempuan dan 1 anak laki-laki.
Dari 5 buah hati ini, pasangan suami istri, Sugianto dengan Hj Tintin Rostiani menjadi keluarga yang sakinah dan bahagia. Kemudian pada tahun 2021, dengan Ijazah S2 Hukum yang dimiliki, Sugianto ikut mendaftar seleksi Calon Dosen STAIN Cirebon.
“Kebetulan saat itu hanya dibutuhkan dosen mata Kuliah Hukum. Alhamdulilah lulus dan bekerja sampai sekarang sebagai dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon," tutur Prof Dr H.E. Sugianto SH, MH saat mengupas riwayat hidupnya.
Kemudian, pada tahun 2011 Sugianto Lulus Doktor Hukum 'S3' Pasca Sarjana UNISBA Bandung dengan Gelar Doktor Hukum ”Kompetensi Keilmuan HTN & OTD“.
Baca Juga: Jaksa Agung: Keadilan Substantif dalam Penegakan Hukum
Pasca lulus Doktor Hukum 'S3', tak membuat Sugianto berhenti dan puas dengan gelar 'S3' yang disandangnya. Sugianto dengan kegigihan dan tanggung jawabnya, kemudian juga sebagai tuntutan akademisi, pada tahun 2020 sosoknya dilantik dan dikukuhkan menjadi Guru Besar, yakni Profesor Hukum.
Menurut Sugianto, dalam perjalanan karir akademisnya, banyak sudah yang dilakukan dan diikutinya. Seperti pada tahun 2016, dirinya mengikuti Pendidikan “Diklat Kepemimpinan" PPRA (Program Pendidikan Reguler Angkatan) Lemhanas RI di Jakarta dengan peserta berjumlah 108 orang dari berbagai negara. "Alhamdulilah lulus dengan meraih Sertifikat," ucapnya.
Menurut Sugianto, kelulusan ini secara pribadi semakin membuat percaya diri, apalagi seorang dosen perguruan tinggi harus berwawasan luas, baik nasional maupun global, sehingga ini menjadi kekuatan Networking (jaringan), untuk membangun sinergitas dan kolaborasi sesama alumni Lemhanas RI di manapun berada.
”Kuncinya tetap komunikasi dan silaturahmi. Apalagi alumni 'IKAL' Lemhanas termasuk banyak di Lingkungan Kementerian Agama RI," katanya.
Artikel Terkait
Hasil Lelang Jabatan Eselon II Belum Dilantik, Pj Bupati Bekasi Diminta Jangan 'Kangkangi' Mendagri
UPT PP Wilayah I DLH Kab Bekasi Bersihkan Sampah dan Tutup TPS Liar di Kedung Jaya Babelan
Akibat Terendam Banjir, Siswa SDN Buni Bakti 04 Babelan Terpaksa Dipulangkan
Implementasi UU Keolahragaan, PSTI, UTA 45 dan Ssaka Buka Turnamen Futsal dan Edukasi Suporter SMA se Jakarta