Petani di Babelan Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

photo author
- Selasa, 24 Agustus 2021 | 17:24 WIB
Petani di Babelan Keluhkan Kelangkaan  Pupuk Bersubsidi
Petani di Babelan Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi


SATU ARAH - Para petani di Kabupaten Bekasi di tengah pandemi Covid -19 dan memasuki musim tanam ini, masih merasakan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi yang standar.





Akibatnya, tanaman padi para petani mengalami keterlambatan pemupukan. Hal itu menyebabkan kurang maksimalnya pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mengakibatkan kegagalan panen.





"Untuk mengatasi kelangkaan tersebut, para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih tinggi termasuk salah satunya pupuk urea putih yang harganya berkisar antara Rp 600 ribu per kwintal (100 kilogram), hingga Rp 700 ribu per kwintal, itu pun dibeli dari pedagang eceran," kata Asparudin anggota Kelompok Tani Bulaksana, Desa Kedung Jaya, Kecamatan Babelan, Selasa (24/8/21).





Menurutnya, kondisi itu membuat para petani harus mengeluarkan modal yang lebih besar demi hasil panen yang maksimal.





Hal yang sama dikatakan Sain (66) anggota Kelompok Tani Bulaksana lainnya. Dia berujar, saat ini harga pupuk subsidi jenis urea merah berkisar antara Rp 250 ribu per kwintal (100 kilogram) hingga Rp 350 ribu per kwintal. Harga tersebut merupakan harga jual dari pedagang eceran.





Dengan tingginya biaya operasional tanam, kata dia, tidak sesuai dengan hasil panen, hingga keuntungan yang didapatkan petani juga berkurang. Mengingat harga jual gabah di tingkat petani juga tidak mengalami peningkatan alias anjlok. ✓


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Karta Sasmita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X