Menanggapi hal itu, Faizal menyarankan pemerintah untuk menyiasatinya dengan stok yang melimpah dari Badan Urusan Logistik (Bulog) maupun lembaga lainnya.
"Begitupun program ketahanan pangan kita harus sudah mulai melakukan langkah-langkah peningkatan produksi Kedelai dalam negeri di tiap-tiap daerah, sehingga saat panen Kedelai dunia terlambat, pasokan berkurang dan terjadi lonjakan di pasar global yang menyebabkan harga naik, tidak lagi berdampak terhadap kebutuhan Kedelai dalam negeri," imbuhnya.
Hal penting perlu menjadi perhatian pemerintah, akibat melonjaknya harga Kedelai, produsen tahu tempe melakukan segala cara agar tidak merugi. Salah satunya dengan mengurangi ukuran tahu-tempe menjadi lebih kecil.
"Segala cara dilakukan para perajin tahu-tempe mulai dari mengurangi ukuran tahu-tempe menjadi lebih kecil, tetapi hal tidak berdampak signifikan karena ukuran yang diperkecil juga menyebabkan tahu dan tempe mudah hancur".
"Jika sudah hancur, masyarakat jelas tidak mau beli, inilah sebabnya banyak pengusaha tahu tempe mengalami bangkrut," jelasnya.