aspirasi

Ini Saran Anggota DPRD Jabar kepada Pemerintah Soal Ketergantungan Kedelai Impor

Senin, 7 Juni 2021 | 20:01 WIB
Ini Saran Anggota DPRD Jabar kepada Pemerintah Soal Ketergantungan Kedelai Impor


SATUARAH - Menghilangnya tahu dan tempe di sejumlah pasar di Jawa Barat perlu disikapi secara serius. Terlebih masyarakat Indonesia dapat dikatakan hobi mengkonsumsi makanan mengandung sumber protein nabati tinggi itu.





Anggota Komisi II DPRD Jabar, Faizal Hafan Farid mengatakan, berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional, kenaikan harga kedelai dari sebelumnya Rp 7 ribu per kilo hingga mencapai Rp 12 ribu per kilo memicu produsen tahu tempe berhenti berproduksi.





Bahkan Faizal mengaku, sudah sejak dua minggu lalu melakukan pengawasan ke sejumlah pasar di Jawa Barat.





"Saya berharap produsen tempe tahu tidak meliburkan kegiatan produksi dan penjualan. Tapi, akhir Mei 2021 kemarin, paguyuban tahu tempe Jabar tetap melakukan mogok massal dengan meliburkan kegiatan produksi dan penjualan Tempe Tahu," ungkapnya ketika ditemui awak media di Pasar Tegal Danas, Desa Hegarmukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Senin (7/6/21). 





Dirinya mencatat, kelangkaan Kedelai di Jawa Barat dan sudah menyarankan Satgas Pangan Jabar untuk melakukan operasi pasar.





Anggota DPRD Kabupaten Bekasi 2 periode berturut-turut (2004-2014) itu menjelaskan, kenaikan harga kedelai dalam negeri lantaran Indonesia masih mengandalkan pasokan kedelai secara impor. Sehingga, katanya, ketika harga kedelai global mengalami gejolak akibat tingginya permintaan di pasar global, maka harga Kedelai dalam negeri pun mengalami kenaikan. 









"Tingginya permintaan kedelai dunia menjadi  penyebab utama kenaikan harga," jelasnya.


Halaman:

Tags

Terkini