Atas kondisi itu, Ernawati mengaku terpaksa mengurangi stok penjualan dari sebelumnya 1 ton menjadi 5 kwintal per minggu.
"Dikurangi produksinya sebagai upaya meminimalisasi kerugian,” tutur Ernawati.
Meski begitu, ia bersama para pedagang lain tetap bertahan berjualan tape karena sudah menjadi mata pencaharian.
Atas kesabaran itu, kata dia, penjualan tape kembali ramai memanfaatkan keramaian pengguna jalan melintas di jalur arteri Purwakarta-Bandung. Namun, penurunan penjualan kembali dirasakan setelah merebaknya pandemi dan larangan mudik serta tutupnya lokasi wisata di daerah itu.