aspirasi

Transformasi Spiritual dalam Puasa (Kesadaran, Kelembutan dan Cinta)

Kamis, 6 Mei 2021 | 16:09 WIB
Transformasi Spiritual dalam Puasa (Kesadaran, Kelembutan & Cinta)



Nilai-nilai moral adalah salah satu produk penting takwa. Dengan puasa manusia bisa merencanakan untuk membentuk kebiasaan yang mampu mengendalikan diri. Kemampuan ini adalah sebuah jalan menuju kemandirian, kematangan pribadi, dan transformasi spiritual.





Para pejalan spiritual atau para sufi menteoritisasi puasa laksana misi pendakian gunung seperti yang dilakukan para aktifis lingkungan atau pecinta alam. Ada para pendaki gunung yang terlatih akan dapat mencapai finis di puncak tertinggi. Ada pendaki yang pada setengah perjalanan rasanya telah sampai puncak, karena kurangnya latihan dan bekal, sehingga telah puas di tengah jalan.





Namun ada pula yang tak sampai di tengah perjalanan namun rasanya telah puas walau sedikit telah merasakan dahsyatnya melakukan sebuah petualangan yang indah. Ke tiga kelompok pendakian di atas, meskipun semua merasa mencapai finish dan derajat kebahagiaan, namun masing-masing berada pada tingkatan yang tidak sama.









Dengan merumuskan kategorisasi yang hampir sama dengan kaum sufi, Al-Ghazali, menyatakan bahwa transformasi spiritual yang mampu membangkitkan diri dalam puasa terdiri atas tiga tahapan atau tingkatan:





  • Tingkatan pertama, puasa orang awam-umum (awam). Puasa dipahami sekadar menahan rasa lapar, haus, dan syahwat pada siang hari saja.
  • Tingkat kedua, puasa orang khusus (khawash). Puasa pada level ini dipahami selain secara fisik-biologis (menahan lapar, dahaga, dan syahwat) ditambah pengekangan diri (pancaindra) dari perbuatan dosa.




Tingkat tertinggi, puasa orang sangat khusus (khawashul khawash). Puasa bukan sekadar menahan rasa lapar, haus, syahwat, pancaindra, melainkan juga seluruh peranti kehidupan manusia (jasmani-rohani).





Bagi kelompok ketiga ini, misi sosial merupakan salah satu sisi yang juga dilakukan “laku puasa” dengan menyantuni dengan sepenuh hati pada masyarakat yang sedang mengalami kesusahan (terbenam dalam lumpur kekusahan dan kesulitan hidup).





Puasa adalah syariat yang telah diwajibkan oleh Allah SWT sejak manusia hadir di muka bumi . Ibadah ini telah disyariatkan sejak zaman nabi Adam AS hingga Rasul terakhir Nabi Muhammad SAW.





Dalam perspektif Rumi, puasa sejatinya ritual yang menghantarkan ruh manusia agar mendaki naik dan berproses menuju kesempurnaan.

Halaman:

Tags

Terkini