aspirasi

Jika Muktamar NU Gaduh, Inilah Tawaran Solusi Terbaik

Rabu, 27 Oktober 2021 | 14:38 WIB
Tokoh muda NU Indonesia Timur Abdul Hamid Rahayaan (SATUARAH.CO/MUFRENI)

SATUARAH.CO - Mencermati kondisi NU dalam menghadapi Muktamar NU ke-34 di Provinsi Lampung yang menegangkan akibat adanya berbagai kepentingan para petinggi NU yang maju sebagai calon Ketua Umum PBNU.

Demikian dikatakan oleh Tokoh muda NU Indonesia Timur Abdul Hamid Rahayaan kepada awak media, di Jakarta, Rabu (27/10/21).

Berbagai kepentingan itu, kata Abdul Hamid, belum lagi pendekatan dalam memperoleh dukungan masing-masing kubu yang menggunakan gaya dan cara yang kurang elegan, sehingga sangat berpengaruh terhadap keutuhan Jam'iyah Nadhotul Ulama.

BACA JUGA: Resmi Lantik Wabup Bekasi, Ini Tiga Pesan Kang Emil Buat Akhmad Marjuki

"Agar tidak terjadi perpecahan yang dapat mengganggu keutuhan warga nahdiyin, saya menawarkan solusi yang bijak yaitu bagi para kiyai dan ulama sepuh untuk mengambil langkah penyelamatan NU dengan mencari figur alternatif untuk memimpin dan mengendalikan NU, dengan catatan mengakomodir dua kubu yang sedang berseteru sehingga tidak ada yang merasa dirugikan atau diuntungkan," kata Hamid.

"Misalnya KH Said Agil diangkat menjadi Wakil Rois Aam, sementara Gus Yahya di angkat menjadi Wakil Ketua Umum," tandas Penasehat pribadi KH Said Aqil ini.

Lebih lanjut, kata Hamid, cara inilah solusi terbaik untuk menghindari perpecahan yang tajam dalam NU. Jika langkah tersebut tidak dilakukan dan keadaan ini terus dibiarkan maka barang tentu kehancuran akan terjadi disebabkan kedua kubu tidak saling mengikhlaskan.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Dua Marbot Masjid Al Barkah Bekasi Diganjar Bea Siswa Strata 1

"Sebagai orang yang senantiasa mengikuti Muktamar NU dari masa ke masa, saya melihat situasinya sangat berbeda dengan muktamar kali ini, karena masing-masing politisi begitu terang-terangan menunjukan warna untuk memperlihatkan arah dan dukungan mereka," ungkap Hamid.

Sehingga pada saatnya, lanjut Abdul Hamid, sudah bisa ditebak jika KH Said Agil Siroj terpilih sebagai ketua umum akan dikendalikan oleh siapa dan dari partai politik mana, sebaliknya Gus yahya pun demikian akan dipengaruhi oleh politisi dan partai politik tertentu.

"Maka untuk menjaga kemandirian NU serta harkat dan martabat NU tidak ada kata lain melainkan NU harus terhindar dari permainan politik praktis, NU harus kembali ke ruhnya yaitu menjalankan politik kebangsaan untuk keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara sekaligus melaksanakan ajaran sesuai pedoman yang telah diletakkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama," katanya.

BACA JUGA: Nafkahi 4 Putranya, Jono Keliling Jajakan Sayur Kangkung Plastikan

Atas dasar itulah, kata Abdul Hamid, solusi terbaik adalah ketua umum PBNU ke depan bukanlah KH Said Agil Siroj atau Gus Yahya namun sebaiknya ada figur pemersatu yang dapat mengayomi serta mampu menghilangkan seluruh perbedaan untuk kebaikan NU, dan seluruh warga bangsa.

"Saya kira inilah jalan tengah yang harus ditempuh untuk kebaikan NU dan Bangsa," pungkasnya. ✓

Tags

Terkini