aspirasi

Bapak Aing Mulai Offside, Asbun Sebut Tak Perlu Kerjasama Media

Jumat, 4 Juli 2025 | 07:45 WIB
Didit Susilo, Wartawan Senior di Bekasi Raya

Dapur pers jelas resah, gundah padahal selama ini pers sebagai pilar demokrasi, mitra kritis yang komprehensif.

Pers sebagai corong, mata, telinga masyarakat untuk disampaikan dalam produk jurnalistik yang bertanggungjawab. Sangat beda dengan medsos, netizen yang hiruk pikuk bersifat individual.

Produk jurnalistik yang kritis bisa menjadi kontrol sosial, kontrol birokrasi, kontrol penganggaran/uang rakyat, kontrol hal-hal yang melanggar etika dll.

Pengungkapan kasus-kasus korupsi bermula dari produk jurnalistik dugaan indikasi korupsi. Pembegalan anggaran, penyimpangan anggaran dan berujung pada desakan publik terkait pengungkapan kasus korupsi.

Sudah berapa banyak uang APBD Jabar yang dikorupsi bisa dikembalikan karena bermula dari pemberitaan pers. Sementara anggaran sosialisasi kerjasama dengan pers hanya 0000, 1 persen saja.

Perbedaan produk media sosial dan produk jurnalistik:

Produk Media Sosial

1. Konten di media sosial seringkali dibuat oleh pengguna itu sendiri.

2.Media sosial memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi secara real-time.

3. Media sosial memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan konten dan pengguna lain.

Produk Jurnalistik

1. Konten yang diverifikasi: Konten jurnalistik biasanya dibuat oleh jurnalis yang profesional dan telah diverifikasi faktanya dan datanya.

2. Objektif: Jurnalistik bertujuan untuk menyajikan informasi yang objektif dan tidak memihak.

Baca Juga: Dari Energi hingga Ekonomi Digital, Prabowo-MBS Pacu Kemitraan Ekonomi Baru

3. Struktur yang jelas: Jurnalistik memiliki struktur yang jelas, seperti judul, lead, dan body.

Halaman:

Tags

Terkini