SATUARAH.CO - Dengan kondisi cuaca panas ekstrem seperti saat ini, membuat petani geleng geleng kepala. Lantaran lahan sawahnya mengalami kekeringan. Nyaris sebagian besar tanah sawah mereka (petani-red) mulai retak retak.
Seperti yang terjadi di areal persawahan di wilayah Kecamatan Babelanx Kabupaten Bekasi.
"Petak petak sawah ini sudah terbilang lama tidak mendapat pasokan air, gara-gara saluran air tidak normal dan dangkal, nyaris terhambat dengan sampah plastik dan rumput liar," kata Karmin (48), petani di Kampung Baru Desa Kedung Pengawas, Selasa (23/5/23).
Akibatnya, kata Karmin, lahannya kekeringan dan juga pohon padinya terkena hama.
Masih kata dia, padi yang ditanam saat ini sudah berumur sekitar dua bulan. Di usia pohon padi seperti itu, menurutnya, sangat membutuhkan air.
"Jika saluran air tersebut tidak segera dinormalisasi, dampaknya areal persawahan akan mengalami kekeringan terus seperti ini, membuat harapan petani tipis dan mungkin akan mengalami gagal panen," keluhnya.
Sama yang dirasakan Wandi yang juga petani. Wandi mengaku sangat khawatir dengan kondisi tanaman padinya yang baru berumur 1 bulan lebih. Selain pohon padinya terkena hama juga lahannya kekeringan.
"Ya Pak, kalau melihat kondisi tanaman padi seperti ini, para petani juga khawatir. Karena ini sudah dua kali melakukan masa tanam. Pertama pada masa tanam hitungan hari terkena banjir, saat itu tanaman padinya mati. Dan ini masa tanam yang ke dua kali, saat ini sudah berumur satu bulan lebih yang keadaan lahannya kekeringan dan juga pohonnya terkena hama," bebernya.
Petani di Babelan ini berharap agar semua pihak yakni Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi mapun PJT II Bekasi agar segera melakukan normalisasi saluran irigasi DT 8 dari Kampung Baru - Tambun untuk mengurangi dampak resiko bencana dan juga dapat meningkatkan perekonomian petani.
Karena lanjutnya, sepanjang kiloan meter, kondisi saluran di irigasi itu memprihatinkan juga seakan tidak terawat. √