Asumsi kedua, bila pilres diikuti hanya oleh 2 pasangan calon yang keduanya terdiri dari pasangan nasionalis-relijius.
"Pada asumsi kedua ini kami buat beberapa simulasi berdasarkan beberapa nama calon dari berbagai latar belakang ideologi,” jelas Radhiatmoko.
Berdasarkan asumsi tersebut diketahui, bila pilpres diikuti oleh 3 pasangan calon dengan latar belakang nasionalis saja dan relijius saja maka besaran dukungan reponden kepada para calon sebesar: Anies-Khofifah (34,8 persen), Prabowo-Puan (30,4 persen), Arilangga-AHY (9,9 persen).
Dan bila beberapa pasangan calon terdiri dari tokoh nasionalis dan relijius maka hasil dukungan responden menjadi; Sandi-AHY (27,7 persen), Ganjar-Salim (24,8 persen), Anies-Airlangga (24,4 persen).
Baca Juga: Antisipasi Covid-19, MotoGP Mandalika 2022 Terapkan Travel Bubble
Sedangkan jika komposisi pasangan calon diubah lagi menjadi pasangan nasionalis-relijius semua maka pilihan respoden menjadi: Prabowo-Muhaimin (37,8 persen), Puan-Anies (20,0 persen) dan Airlangga-Salim (14,0 persen).
“Perubahan yang sama dapat kita lihat bila pilpres diikuti hanya 2 pasangan calon. Angka keterpilihannya akan sangat dinamis,” ujar Radhiatmoko.
Apabila pilpres diikuti hanya 2 pasangan calon dari kelompok nasional dan relijius saja maka dukungan responden menjadi: Anies-Erlangga (38,4 persen) dan Prabowo-Puan (36,5 persen).
Sedangkan bila pasangan capres dan cawapresnya diubah maka dukungan responden menjadi: Anies-Sandi (43,1 persen), Ganjar-Ridwan (36,6 persen).
Baca Juga: Kapolri Instruksikan Jajaran Jaga Kepercayaan Masyarakat Terhadap Korps Bhayangkara
Sedangkan bila pasangan capres dan cawapres terdiri dari kalangan nasionalis-relijius semua maka hasilnya menjadi: Puan-Sandi (34,7 persen), Airlangga-Salim (28,4 persen). √