peristiwa

Rayakan HUT ke 18, JAMAN Angkat Peran Strategis Perempuan Wujudkan Kemandirian Nasional

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 15:08 WIB

“Maka, perjuangan perempuan JAMAN bukan hanya perjuangan gender. Ia adalah perjuangan kemanusiaan. Perjuangan untuk menjadikan Indonesia lebih adil, lebih setara, dan lebih berdaulat,” tegasnya.

Baca Juga: The Jungle Bogor Hadirkan Paket Hemat Rp 130 Ribu untuk 4 Orang

JAMAN, kata Iwan bersyukur, pada 16 Agustus ini dapat berkumpul dalam suasana penuh semangat dan harapan, memperingati dua momentum penting, yakni HUT ke 18 JAMAN dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 80.

"Dua momentum ini bukan hanya perayaan simbolik. Ini adalah momen reflektif dan strategis,” kata Iwan.

Reflektif, lanjut dia, karena menengok kembali perjalanan panjang JAMAN yang dimulai dari titik nol, dari sekelompok kecil kawan yang memiliki mimpi besar tentang kedaulatan bangsa.

Strategis, karena menatap ke depan, merumuskan arah baru perjuangan, dan memperkuat komitmen untuk mewujudkan kemandirian nasional melalui semangat gotong-royong.

“Dalam konteks globalisasi dan disrupsi teknologi, tantangan kita semakin kompleks. Ketergantungan terhadap impor pangan dan energi, dominasi korporasi asing dalam sektor strategis, serta ketimpangan digital adalah ancaman nyata terhadap kemandirian nasional,” papar dia.

Untuk itu, JAMAN mengusung strategi arah baru yang mencakup penguatan ekonomi lokal melalui UMKM, koperasi, dan pertanian berbasis komunitas, transformasi digital rakyat dengan pelatihan teknologi untuk petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro, kedaulatan energi dan pangan.

Ini dilakukan melalui hilirisasi sumber daya alam dan penguatan riset nasional, reformasi politik partisipatif, dengan mendorong keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan, serta kolaborasi lintas sektor, antara masyarakat sipil, pemerintah, swasta, dan akademisi.

“JAMAN berkomitmen, siapa pun pemimpin negeri ini, dari presiden, gubernur, bupati, atau walikota, mereka memiliki kewajiban konstitusional dan moral untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan nasional. Tanpa kemandirian, tidak ada keadilan sosial. Tanpa kedaulatan, tidak ada kemakmuran rakyat,” tukasnya.

Iwan mengenang, sejak berdiri pada 2007, delapan belas tahun bukan waktu yang singkat. Dalam kurun waktu ini, JAMAN telah tumbuh dari komunitas kecil menjadi organisasi yang hadir di berbagai provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Usai Upacara Bendera 17 Agustus, Grand Final Piala Kepala Desa Kedung Pengawas Bakal Digelar

JAMAN telah mengadvokasi berbagai persoalan rakyat: dari konflik agraria, ketimpangan akses pendidikan dan kesehatan, hingga isu-isu strategis seperti kedaulatan pangan, energi, dan digitalisasi ekonomi rakyat.

“Kami hadir di tengah masyarakat, bukan sebagai penonton, tetapi sebagai bagian dari solusi. Kami tidak hanya menyuarakan aspirasi rakyat, tetapi juga membangun kapasitas mereka agar mampu berdiri di atas kaki sendiri. Karena kami percaya, kemandirian nasional hanya bisa dicapai jika dimulai dari kemandirian individu, keluarga, dan komunitas,” papar dia.

Karena itu, Iwan mengajak untuk melanjutkan perjuangan ini dengan semangat gotong royong, dari pulau Sabang di Aceh hingga Wanam di Merauke Papua, dengan keberanian perempuan, dan dengan komitmen tak tergoyahkan untuk Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian.

Halaman:

Tags

Terkini