Umat Hindu Kota Bekasi Akhirnya Laksanakan Melasti di Jawa Barat, Ini Penjelasan Ketua Panitia Nyepi Banjar Bekasi

photo author
- Sabtu, 22 Maret 2025 | 14:08 WIB

SATUARAH.CO - Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang jatuh pada tahun 2025 Masehi, umat Hindu Kota Bekasi menggelar Makerti Ayuning Segara, yaitu kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar muara laut.


Kegiatan ini berlangsung di kawasan Pelabuhan Perikanan PPI Paljaya, Jembatan Cinta Muara Tawar, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (22/3/25).

Menurut Ketua Panitia Nyepi Banjar Bekasi, I Nyoman Dharma Dwi Putra, selain bersih-bersih pantai, umat juga mengadakan berbagai kegiatan sosial.


Di kampung nelayan PPI Paljaya Desa Segarajaya, mereka mengadakan pengobatan gratis, pemberian 125 paket bingkisan kepada warga nelayan sekitar dan lansia serta yatim piatu.

“Sesuai tema hari raya Nyepi tahun ini, Manawasewa Madawasewa yang artinya melayani sesama sama artinya dengan melayani Tuhan kami implementasi dengan berbagai kegiatan sosial kemanusiaan,” ujar Nyoman Dharma.

Ia menambahkan, selain penanaman puluhan bibit mangrove, ada juga pelaksanaan Ritual Mecàru di hari yang sama, yaitu upacara pembersihan bumi dan laut.

“Pada hari ini, dilakukan pula nyukat karang, yaitu penentuan batas lokasi yang akan digunakan untuk perayaan puncak Melasti. Sedangkan upacara sakral melasti sebagai puncak acara di lokasi tersebut akan digelar esok hari, pada Minggu, (23/03/2025),” jelasnya.

Hal senada diungkapkan oleh Koordinator Baksos Pengobatan Gratis, dr. Luh Mas. Ada sekitar 30 orang dokter dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam giat tersebut.

“Pelayanan pengobatan gratis kepada warga kampung nelayan, pelaksanaan cek kesehatan ringan menyesuikan dengan tetap mendukung kelancaran bagi yang melaksanakan ibadah puasa,” ujar dr. Luh Mas.

Umat Hindu Bahagia Gelar Melasti di Pesisir Laut Jawa Barat

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PHDI Kota Bekasi, Letkol (Purn) I Gusti Made Rudhita, menjelaskan bahwa upacara Melasti bertujuan untuk melebur segala kotoran di alam semesta dengan air suci atau air kehidupan di tempat-tempat yang memiliki sumber mata air, terutama di laut.

“Kegiatan ini merupakan wujud implementasi ajaran Tri Hita Karana, yaitu menjaga hubungan baik dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan lingkungan,” ujar I Gusti Made Rudhita.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X