SATUARAH.CO - Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi sejak 27 Februari hingga 12 Maret 2023 secara resmi sudah berakhir. Berakhir nya status tanggap darurat ini seiring dengan surutnya banjir di wilayah Kabupaten Bekasi.
"Berdasarkan hasil evaluasi, baik rakor harian maupun rapat evaluasi akhir, bisa kita nyatakan bahwa banjir di Kabupaten Bekasi sudah surut," kata Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan usai memimpin Rapat Evaluasi Akhir Tanggap Darurat, di Gedung BPBD Kabupaten Bekasi, Minggu (12/3/23).
Baca Juga: Pencegahan dan Mitigasi Banjir di Kota Bekasi, TP3 dan OPD Gelar Diskusi Interaktif
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menyampaikan, usai berakhir nya masa tanggap darurat bencana, Pemkab Bekasi akan melanjutkan ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
"Kita lanjutkan di tahap rehabilitasi rekonstruksi pasca bencana, kita evaluasi apa saja yang harus diperbaiki dalam penanganan tanggap darurat, masalah informasi pencatatan dan data, kemudian respon cepat," terang Dani Ramdan yang tampak duduk bersebelahan dengan Sekda Kabupaten Bekasi Dedy Supriyadi.
Pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi, sambungnya, fokus Pemkab Bekasi akan mengarah pada data-data kerusakan dan tindaklanjutnya. Selain itu, pemantauan dan evaluasi juga terus dilakukan.
Baca Juga: Makam Sunan Gunung Jati, Pilihan Tepat Berwisata Religi di Cirebon
"Data kerusakan akibat banjir itu akan dilakukan perbaikan, kapan akan diperbaiki, serta sumber dananya dari mana, ada yang bisa ditangani APBD Kabupaten, yang ke provinsi, pusat, atau menggalang bantuan dari dunia usaha," jelasnya.
Dani Ramdan menyebutkan, berdasarkan siklus musiman dari BMKG, dilaporkan pada akhir Maret atau awal April 2023 ini sudah memasuki musim kemarau. Karena itu, menurutnya, rapat evaluasi akhir tersebut sekaligus membahas antisipasi kekeringan di Kabupaten Bekasi.
"Ada 4 kecamatan yang diantisipasi akan kekurangan air, yaitu di antaranya Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, Serangbaru, itu harus segera dilakukan langkah-langkah antisipasi mulai dari Dinas SDABMBK, kemudian Dinas Pertanian dan PDAM," katanya.
Baca Juga: Jaksa Agung: Pola Hidup Sederhana dan Bijak Bermedsos Harus Jadi Budaya Kerja Insan Adhyaksa
Langkah persiapan lintas perangkat daerah untuk mengantisipasi kekeringan, kata Dani Ramdan, di antaranya dengan memanen atau memanfaatkan air hujan selama sebulan ke depan, dengan penyimpanan seperti di embung, dan sumber lainnya.
"Kemudian sumber-sumber air bersih jika daerah-daerah tersebut akan berpotensi kekeringan ini, suplainya dari mana? Apa dengan armada tangki dari PDAM, dari BPBD maupun dari Palang Merah Indonesia," jelasnya.
Dani Ramdan berharap, jika hal tersebut bisa diantisipasi, maka saat kemarau datang, masyarakat Kabupaten Bekasi tidak merasakan kesulitan air seperti yang terjadi sebelumnya. √