BMKG:  La Nina Miliki Dampak yang Bersifat Global Berupa Peningkatan Curah Hujan

photo author
- Selasa, 29 Desember 2020 | 21:11 WIB
BMKG:  La Nina Miliki Dampak yang Bersifat Global Berupa Peningkatan Curah Hujan
BMKG:  La Nina Miliki Dampak yang Bersifat Global Berupa Peningkatan Curah Hujan


SATU ARAH - Kuartal akhir tahun 2020 hingga awal 2021, kondisi iklim global dihadapkan pada gangguan anomali berupa fenomena La Nina dengan level intensitas mencapai "moderate" di Samudra Pasifik ekuator.





Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut Samudra Pasifik ekuator bagian tengah dan timur mendingin -0.5°C hingga -1.5°C selama tiga bulan berturut-turut diikuti oleh penguatan angin pasat.





Kepala Badan Meteororogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, La Nina telah lama diketahui memiliki dampak yang bersifat global berupa peningkatan curah hujan di wilayah Pasifik barat meliputi Indonesia, sebagian Asia Tenggara, dan bagian utara Australia, Brazil bagian utara, dan sebagian pantai barat Amerika Serikat, namun menyebabkan pengurangan curah hujan di sebagian pantai timur Asia, bagian tengah Afrika, dan sebagian Amerika bagian tengah.





"Sebagai bagian dari variabilitas sistem iklim global, La Nina dan El Nino berulang dan memiliki siklus 2-8 tahun," kata Dwikorita, Selasa (29/12), saat membuka webinar Kedai Iklim BMKG yang bertajuk "La Nina: Manfaatkan Air Hujan Berlimpah Untuk Kesejahteraan dan Pengurangan Risiko Bencana Hidrometeorologi", di Jakarta.









La Nina terakhir pada 2010 di mana untuk wilayah Indonesia dikenal sebagai tahun basah karena hampir terkesan tidak ada kemarau sepanjang tahun akibat curah hujan yang berlebih.





"La Nina lebih dipandang sisi negatifnya saja yang berdampak pada bencana hidrometeorologi. Padahal dalam enam kali La Nina dalam periode 30 tahun terakhir telah terjadi surplus air tanah tahunan di Waeapo-Pulau Buru sebesar 775 mm atau setara dengan 222 persen dari kondisi normalnya," ujarnya. 





Lebih lanjut Dwikorita mengatakan, Webinar tersebut bertujuan menggali dampak positif dari peluang air hujan yang berlebih serta meningkatkan sinergi antara Kementerian, Lembaga dan masyarakat untuk penurunan risiko bencana hidrometeorologi dalam tahun basah La Nina.


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dade

Tags

Rekomendasi

Terkini

X