Jacob Ereste: Coffee Morning dengan Sultan Banjar dan FSKN Memperkukuh Sinergi Bersama GMRI

photo author
- Selasa, 1 Maret 2022 | 15:17 WIB
Sultan Banjar Khairul Saleh dan Eko Sriyanto Galgendu Ketua Umum GMRI (SATUARAH.CO)
Sultan Banjar Khairul Saleh dan Eko Sriyanto Galgendu Ketua Umum GMRI (SATUARAH.CO)

SATUARAH.CO - Acara ngopi pagi (Coffee Morning) bersama Profesor Naniek, Sultan Banjar Chairul Saleh bersama Eko Sriyanto Galgendu untuk mematangkan sejumlah agenda acara di Monolog Coffe Kawasan Senayan City, Selasa (1/3/22) mulai pukul 07.00-09.30 WIB menghasilkan kesepakatan bersama untuk semakin memperkuat sinergi antara FSKN dengan GMRI.

Hadir juga BRay. Erna Santoso S.Sos. P.hD dari Mangkunegaran dan Sultan Palembang.

Tahun 2020 merupakan tahap awal kesadaran kebangkitan spiritual warga bangsa Indonesia untuk memasuki peradaban dunia baru. Dan kelak pusatnya akan berada di Indonesia.

Baca Juga: Meski libur Panjang, Kapolres Subang Tetap Gencar Lakukan Vaksinasi Covid 19

"Sultan Banjar Ir. Haji Khairul Saleh Al-Mu'tasim Billah juga menjabat Ketua Umum FSKN (Forum Silaturrachmi Keraton Nusantara) sepakat untuk membuat acara khusus bersama GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia), baik sebagai Ketua FSKN maupun atas nama Kesultanan Banjar," kata Sultan Chairul Saleh.

Karena memang, imbuh Profesor Naniek Widayati, Sekretaris Jendral FSKN, sekarang ingin membuka diri untuk lebih bersinergi dengan segenap elemen masyarakat luas bersama GMRI dalam menjalankan program besarnya.

Acara Persamuan agung dari persaudaraan lintas agama antar bangsa-bangsa yang digagas dan akan dilaksanakan GMRI di Indonesia pada waktu dekat tekah menentukan alternatif tempat pelaksanaanya di Candi Borobudur atau Kompleks Percandian Muara Jambi, atau Muaro Takus, Kampar, Riau siap didukung penuh oleh FSKN.

Baca Juga: Jangan Bikin Publik Gamang Soal Perpanjangan Jabatan Presiden, Ini Menurut DR Jerry Massie

Sementara sebelumnya, acara persamuan agung dari persaudaraan lintas agama antar bangsa-bangsa juga mendapat dukungan penuh para Bhiku yang ada di Indonesia.

Kecuali itu, Kesultanan Banjar yang mengakui berasal dari Trah kerajaan Majapahit,
karena Raja Banjar yang pertama adalah anaknya Raja Majapahit.

Syahdan, Ampu Djitmika sebagai pendiri Negara Dipa dari keturunannya menikah dengan Pangeran dari Majapahit hingga berkuasa dengan gelar Maharaja Suria Nata sebagai pendiri sejaligus leluhur para Pangeran dari Banjarmasin.

Baca Juga: Ini Penjelasan Rektor IAIN Cirebon Terkait Surat Edaran (SE) Menag RI No 5 Tahun 2022

Semua Raja Banjar itu moksa atau pindah hidup ke alam sebelah. Karena sejak masa awal kerajaan Banjar banyak yang moksa, hingga diyakini oleh masyarakat setempat masih hidup sampai sekarang.

Realitasnya pun, para leluhur yang moksa itu dapat melakukan komunikasi dengan anak keturunannya, meski sangat tertentu sifatnya, karena tidak semua anggota keluarg raja yang moksa itu dapat melakukan komunikasi dengan para leluhurnya yang moksa itu, terutama untuk mendapat petunjuk guna memutuskan sesuatu yang sangat penting untuk orang banyak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X