Kepala BMKG: Ulama Punya Peran Penting Tingkatkan Literasi Umat Soal Kebencanaan

photo author
- Rabu, 29 Desember 2021 | 13:57 WIB
Dwikorita Karnawati (SATUARAH.CO/MUFRENI)
Dwikorita Karnawati (SATUARAH.CO/MUFRENI)

SATUARAH.CO - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, ulama memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi umat soal pencegahan dan penanggulangan bencana.

"Hal ini, karena pengaruh ulama yang mampu mensyiar dan berdakwah, sehingga dapat memberikan pemahaman pada umat mengenai mitigasi bencana. Mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia adalah daerah rawan bencana," kata Dwikorita saat Rapat Koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia secara virtual di Jakarta, Senin lalu.

Dwikorita yakin masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, akan sangat patuh dan taat terhadap para ulama. Terlebih informasi yang disampaikan dikemas dengan nilai-nilai religiusitas.

Baca Juga: Polda Metro Izinkan Kafe Gelar Nobar Final Piala AFF, Ini Syaratnya

Dwikorita mengatakan, sinergitas ulama dan umaro (pemimpin-red) akan semakin memperkuat rencana aksi mitigasi guna menekan risiko akibat bencana alam.

"Bencana alam memang tidak bisa dihindari karena merupakan ketetapan Allah SWT, namun manusia bisa berikhtiar dan bersiap dengan segala kemungkinan untuk mengurangi risikonya," ujarnya.

Dwikorita mengaku optimistis jika semakin banyak kyai, ulama, dan pemuka agama yang menyampaikan literasi kebencanaan kepada masyarakat maka akan semakin mempercepat terwujudnya masyarakat tangguh bencana.

Baca Juga: Jelang Final Piala AFF, Pelatih Thailand: Timnas Indonesia Cepat dan Agresif

Dengan begitu, target zero victim apabila sewaktu-waktu Indonesia dihantam bencana juga bisa tercapai.

"Kesadaran terhadap bencana sangat penting karena dengan meningkatnya pemahaman akan kebencanaan dapat mengurangi dan mengantisipasi dampak risiko bencana," ungkap Dwikorita, Rabu (29/12).

Dwikorita memaparkan frekuensi bencana alam di Indonesia terus meningkat. Contohnya gempa bumi di mana setiap tahun jumlahnya cenderung terus meningkat.

Baca Juga: Golkar Buka Peluang Bangun Koalisi, Ini Penjelasan Waketum Doli

Jika dalam kurun waktu 2008-2016 rata-rata terjadi sebanyak 5.000-6.000 kali dalam setahun, maka di tahun 2017, jumlahnya meningkat menjadi 7.169 kali.

Angka tersebut, kata dia, kemudian naik kembali di tahun 2019 menjadi lebih dari 11.500 kali. Dalam hal bencana tsunami, selama periode tahun 1600-Oktober 2021, telah terjadi 246 kali tsunami di Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X