Jelang Muktamar NU: Guru Besar UIN Sebut Konsep yang Ditawarkan Gus Yahya Sudah Tepat

photo author
- Kamis, 16 Desember 2021 | 23:39 WIB
KH Yahya Cholil Staquf. (telusur.co.id)
KH Yahya Cholil Staquf. (telusur.co.id)

BACA JUGA; Dipanggil Timnas Wanita Piala Asia, Nurhalimah Bilang Begini

“Saya merasa bahwa ini adalah melanjutkan perjuangan Gus Dur dulu di Israel, Amerika dan lain-lain mengkampanyekan perdamaian dunia. Saya kira di NU ini yang diharapkan adalah ketokohan Yahya Staquf sebagai tokoh muslim Indonesia yang memiliki kapasitas dan dapat berperan dalam perdamaian dunia,” ucapnya.

Sebelumnya, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menawarkan strategi perdamaian global model NU pada acara International Conference On Islam and Human Rights (ICIHR).

Menurutnya, konsensus Islam melalui spirit Islam Rahmatan Lil Alamin yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan kuat serta universal, sehingga efektif dan kontributif dalam penciptaan perdamaian dunia.

"Dunia bisa memilih gagasan Rahmatan Lil Alamin ini. Jika jalan ini menjadi konsensus sosial dan aspirasi fundamental dari seluruh masyarakat, maka ini bisa menjadi penentu setiap pemerintah atau negara dalam pergaulan di internasional,” kata Gus Yahya yang dikutip dari pernyataannya dalam acara International Conference On Islam and Human Rights (ICIHR) 2021 di kanal Youtube Kementerian Agama, Kamis (16/12/21).

BACA JUGA; Raih Penghargaan Pimpinan DPR Aspiratif, Rachmat Gobel: Rumah Rakyat Hambar Kalau Tak Ada Media

Gus Yahya menuturkan, sebelum mewujudkan kedamaian secara global, perlu usaha untuk mengidentifikasi terlebih dahulu nilai-nilai dasar yang menjadi kesepakatan bersama.

“Kesamaan tujuan kolektif itu hanya bisa terbentuk jika setiap orang memiliki kesadaran untuk saling menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sifat hak asasi ini sangat lah global. Sehingga bisa menembus berbagai latar belakang, kewilayahan hingga kepentingan,” ungkapnya.

Gus yahya yang juga Dzuriyah kiai besar, yakni cucu KH Bisri Mustofa dan putra KH Cholil Bisri ini menyampaikan melalui NU, ia tak henti mengampanyekan nilai-nilai hak asasi manusia yang sangat universal itu baik di level masyarakat bawah hingga dunia internasional.

"Model perdamaian Islam Rahmatan Lil Alamin yang diusung NU terbukti sangat relevan untuk membangun konsensus sosial di berbagai wilayah. Saya selalu berupaya mengajak atau memperkuat gerakan perdamaian di tingkat akar rumput hingga membentuk konsensus sosial. Saya yakin itu bisa karena semua orang mau hidup dalam perdamaian,” ulas Gus Yahya yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

BACA JUGA; Wow, PAD Retribusi PKB Dishub Kab Bekasi Lampaui Target, Ini Capaiannya

Gus yahya yang juga calon Ketua Umum PBNU itu menjelaskan, NU memiliki komitmen besar untuk membangun perdamaian lewat gerakan Islam ‘washatiyah’ atau Islam moderat dalam kerangka menuju peradaban dunia yang lebih baik dan bermartabat.

Selain itu, Gus Yahya menyampaikan dunia harus membangun konsensus atas nilai-nilai yang perlu disepakati bersama agar semua pihak yang berbeda-beda pandangan dapat hidup rukun dan damai berdampingan.

“Dengan pendekatan ini maka adanya perbedaan-perbedaan keyakinan mengenai nilai-nilai yang tersisa harus disikapi dengan toleran,” ujar Gus Yahya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dudun

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X