SATUARAH.CO - Idul Adha punya makna tersendiri bagi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Ia mengaku takjub dengan kisah di balik perayaan tersebut karena mengajarkan banyak hal, utamanya nilai-nilai antikorupsi.
Menampilkan sejumlah aktor, yaitu Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail pada peran protagonis serta setan pada peran antagonis, kisah itu diakui tak pernah lekang dalam benak Firli Bahuri.
“Cerita Nabi Ibrahim Alaihis Salam (AS) dan Ismail AS, kisah 25 nabi yang diceritakan ayah-ibu sewaktu saya kecil, sebagai dongeng pengantar tidur, di mana kisah menakjubkan ini, masih kuat melekat dalam benak dan ingatan saya,” kata Firli Bahuri, Senin (11/7/22).
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Terima Kunjungan Kehormatan Menlu RRT
Menyelami kisah itu, Firli Bahuri menyatakan keluarga Nabi Ibrahim tak pernah sekalipun melakukan korupsi, termasuk di saat krusial sewaktu menjalankan perintah Allah untuk menyembelih sang buah hati.
Padahal, lanjutnya, bisa saja mereka mengorupsi perintah tersebut mengingat tidak ada satu pun manusia mengetahui peristiwa itu. Terlebih setan yang terkutuk sangat getol menggoda ketiganya.
“Tidak sedikit nilai-nilai dari tauladan kehidupan keluarga Nabi Ibrahim AS, tentang teguhnya sebuah tekad, keyakinan, keikhlasan serta kerelaan luar biasa yang sejatinya dimiliki oleh setiap manusia, untuk menangkal semua bujuk rayu dan godaan setan agar kita berperilaku koruptif dan berani melakukan korupsi, kejahatan kemanusiaan,” ujarnya.
Baca Juga: Lanal Bandung Sembelih dan Salurkan Daging Hewan Kurban
Menurut Firli Bahuri, teladan yang diberikan keluarga Ibrahim beserta keutamaan Idul Adha, jadi momentum baik bagi kebangkitan umat untuk melawan sifat tamak dalam diri.
Tamak disebut sebagai sifat kebinatangan yang harus dipenggal karena menjadi akar perilaku korupsi. “Manusia yang memiliki tabiat tamak, tentunya memiliki perilaku koruptif, tidak akan puas dengan apa yang ada, selalu kurang terhadap apa yang telah dimiliki,” imbuhnya.
Dia menegaskan, esensi Idul Adha bukan terletak pada penyembelihan hewan kurban seperti sapi atau kambing. Makna simbolik di balik ritual itu ialah tentang pengorbanan, kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah serta dalam memerangi hawa nafsu.
Baca Juga: Bentuk Kepedulian, Kantor Imigrasi Cilacap Sembelih Hewan Qurban
“Konsistensi untuk tidak korupsi seperti dicontohkan keluarga antikorupsi Nabi Ibrahim AS, sejatinya adalah esensi dari makna keutamaan Idul Adha dan berkurban yang sepatutnya kita lestarikan dalam kehidupan sehari-hari,” terang Firli Bahuri.
Koruptor Lebih Takut Miskin Ketimbang Penjara