SATUARAH.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman gempabumi dan bencana hidrometeorologi melalui kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) yang digelar di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, belum lama ini.
Kegiatan ini dihadiri oleh Deputi Bidang Geofisika, Nelly Florida Riama, Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, Bupati Sintang, Gregorius Herculanus Bala, Direktur Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu BMKG, Setyoajie Prayoedhie, Kepala Balai II BMKG, Hartanto, jajaran Pemerintah Daerah, unsur Forkopimda, Koordinator BMKG Provinsi Kalbar, Erika Mardiyanti, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sintang, Abdul Syufriadi, Camat Kelam Permai, Kusmara Amijaya, Kepala Desa Merpak, Jabang, Kepala UPT BMKG Provinsi Kalimantan Barat, narasumber, serta peserta Sekolah Lapang Gempabumi yang antusias mengikuti rangkaian pelatihan.
Dalam sambutannya, Deputi Bidang Geofisika, Nelly Florida Riama menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Komisi V DPR RI dan Pemerintah Kabupaten Sintang dalam meningkatkan literasi kebencanaan di masyarakat.
"Kami berterima kasih kepada Komisi V DPR RI atas dukungannya terhadap penguatan sistem pemantauan gempa di Kalimantan Barat. Berkat dukungan tersebut, kini beberapa sensor seismik telah terpasang di wilayah Sintang dan sekitarnya sehingga aktivitas kegempaan dapat terdeteksi lebih cepat dan akurat,” kata Nelly, Rabu (8/10/25).
Nelly menjelaskan bahwa wilayah Kalimantan Barat, termasuk Kabupaten Sintang, memiliki sejumlah struktur sesar aktif seperti Sesar Tarakan, Sesar Meratus, dan Sesar Mangkalihat yang perlu diwaspadai.
Berdasarkan data BMKG, pada periode 2019–2022 tercatat beberapa aktivitas gempabumi tektonik lokal terjadi di wilayah Sintang, Ketapang, dan sekitarnya.
Selain mitigasi gempabumi, kegiatan SLG juga membahas fenomena cuaca ekstrem yang kerap melanda Kalimantan Barat.
“Peneliti atmosfer dunia memberi perhatian khusus terhadap fenomena Borneo Vortex yang sering memicu curah hujan ekstrem di wilayah ini. Tahun 2021, Sintang sempat mengalami banjir besar akibat fenomena tersebut. Borneo Vortex biasanya aktif pada periode November hingga Februari, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan cuaca ekstrem,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, BMKG berharap masyarakat tidak hanya memahami potensi bahaya, tetapi juga mampu bertindak cepat dan tepat saat bencana terjadi.
Pelatihan meliputi pemahaman dasar kegempaan, mitigasi multi-bencana, hingga simulasi evakuasi yang melibatkan berbagai unsur masyarakat dan aparat daerah.
Baca Juga: Kelurahan Bahagia Gelar Pembinaan Bank Sampah, Ini Harapan Lurah Khoirul Anwar
Sementara itu, Bupati Sintang, Gregorius Herculanus Bala menyampaikan, apresiasi dan rasa terima kasih atas terselenggaranya kegiatan SLG di wilayahnya.
Ia menilai kegiatan edukasi kebencanaan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Sintang yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.