Gangguan makan berisiko merusak kesehatan dan sering kali muncul bersamaan dengan depresi, kecemasan atau penyalahgunaan zat.
- Psikosis
Gejala psikosis paling sering muncul pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Gejala dapat berupa halusinasi atau delusi. Gejala ini dapat mengganggu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi kinerja sekolahnya. Psikosis juga bisa menimbulkan stigma negatif di masyarakat atau pelanggaran hak asasi manusia.
BACA JUGA: Pengembang Perumahan Wajib Bikin Rekomendasi TPSS DLH Kab Bekasi, Gratis Loh Ini Syaratnya
- Sakiti Diri Sendiri Hingga Bunuh Diri
Ada sejumlah faktor risiko yang memicu perilaku bunuh diri pada remaja. Misalnya, penggunaan alkohol yang berbahaya, pelecehan di masa kanak-kanak dan hambatan dalam mengakses perawatan mental.
Selain itu, media sosial juga kini menjadi penyebab bunuh diri terbesar pada anak remaja. Pasalnya, media sosial bisa menuntut banyak hal pada anak remaja, seperti citra diri dan kehidupan yang cenderung konsumtif.
- Perilaku Pengambilan Risiko
Para remaja juga rentan mengambil banyak risiko, seperti risiko melakukan hubungan seksual dini, merokok, minum alkohol, hingga penyalahgunaan narkoba.
Tindakan kekerasan adalah perilaku pengambilan risiko yang dapat memengaruhi pencapaian pendidikan, cedera, keterlibatan dengan kejahatan, hingga kematian. ✓