Menurut pengakuan Eko selaku Agen Brilink, bahwa buka warung sembako di Aula Kelurahan ini sudah ada izin pemerintahan Kelurahan Sukamelang dan jualan sembako ini untuk membantu mempermudah warga belanja paket sembako, sifatnya tidak memaksa, namun mereka semua belanja dengan kemauan dan kesadaran sendiri, rata - rata dua paket sembako tidak ada yang belanja satu paket.
"Kami buka jualan sembako di Aula Kantor Kelurahan ini, tak ada unsur pemaksaan, dan atau dipaksakan harus belanja
dua paket sembako senilai Rp 400 ribu, itu semua kesadaran mereka dan itu pula hak mereka, kenyataanya memang rata - rata mereka semua belanja dua paket sembako," ujarnya.
Sementara Lurah Sukamelang, Ade Kosasih menyikapi adanya warung yang disiapkan Agen Brilink di Aula Kantor Kelurahan Sukamelang mengakui, sebelumnya sudah ada koordinasi izin untuk jualan paket sembako, yang mengandung empat unsur kebutuhan pokok di antaranya Karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan vitamin dan mineral serta itu pun tidak boleh ada unsur paksaan terhadap warga penerima bantuan tersebut atau keluarga penerima manfaat (KPM).
"Mereka (KPM) pada intinya bebas untuk menentukan belanja atau tidaknya karena itu hak mereka. Yang terpenting kebutuhan pangannya dapat terpenuhi sesuai empat unsur kebutuhan pokok," ujarnya.
"Ya, terus terang saja, saya izinkan untuk jualan sembako tiada lain hanya untuk membantu mempermudah
warga dalam belanja sembako yang mengandung empat unsur pokok yaitu: Karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan vitamin dan mineral, setidaknya dapat terpenuhi, itu pun tidak ada paksaan harus beli, jika mereka mau beli silahkan, tidak beli pun tak jadi masalah, toh itu hak mereka," ungkap Lurah Ade.
Dijelaskan Ade Kosasih, pencairan bantuan sosial (Bansos) BPNT 2022, yang beralih menjadi berupa uang tunai, melalui PT Pos Indonesia, untuk warga Kelurahan Sukamelang tahap pertama sekitar kurang lebih 800 orang keluarga penerima manfaat (KPM) yang tersebar di 18 RW, membuat pemerintah kelurahan (Pemkel) ekstra sibuk membantu pihak PT Pos Indonesia, karena petugasnya hanya dua orang, harus melayani 800 jumlah KPM.
Sebelumnya BPNT berupa paket sembako, Pemerintah Kelurahan (Pemkel), sudah enak tak dibebani pekerjaan karena penyalurannya langsung melalui Agen Brilink.
"Sebenarnya kami pemerintah kelurahan saat BPNT berupa paket sembako, sudah enak tidak dibebani pekerjaan dan tak takut bermasalah karena penyalurannya langsung melalui Brilink, tidak seperti sekarang ini penyaluran bantuan berupa uang tunai melalui PT Pos Indonesia, sementara petugasnya hanya dua orang untuk melayani kurang lebih 800 KPM, dan ini persoalan baru, sungguh sangat membutuhkan tenaga bantuan dari pemerintahan setempat, agar penyaluran bantuan tersebut berjalan lancar tepat waktu sesuai ketentuan," pungkasnya. √