SATUARAH.CO - Sampah yang berserakan di jalan, pinggir sungai, maupun di tengah pemukiman warga, masih jadi persoalan di Kabupaten Bogor. Keadaan tersebut membuat Bupati Bogor, Ade Yasin prihatin.
Pasalnya, di tengah lonjakan Covid-19 di Kabupaten Bogor, masih ada saja warga yang abai terhadap kebersihan lingkungan.
Saat meninjau langsung Pelaksanaan Gebyar Vaksin di sekolah Islam Terpadu Al- Madinah Cibinong, belum lama ini, Ade Yasin mengatakan Pemkab Bogor terus mendorong terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Terutama dalam memutus rantai Covid-19.
Baca Juga: Akomodir Aspirasi Masyarakat, DPD RI Gugat Presidential Threshold ke Mahkamah Konstitusi
"Gebyar vaksinasi ini dilakukan untuk mengejar target karena angka penularan virus cukup tinggi di Kabupaten Bogor, jadi booster terus dikejar untuk cepat selesai," kata Ade.
Menurutnya, peran aktif masyarakat diprakarsai pengurus RT/RW dalam menciptakan lingkungan bebas sampah sangat penting. Pasalnya, saat ini sebaran Covid-19 di Bogor sedang tinggi.
Hal serupa juga terjadi di Kota Bogor. Kasus harian Covid -19 di Bogor kembali memecahkan rekor. Dalam sehari 3.156 kasus positif. Kabupaten Bogor menyumbang kasus terbanyak dengan 2113 pasien, sementara Kota Bogor 1043 orang.
Baca Juga: Pemuda Muhammadiyah Minta Polisi Bergerak Cepat Telusuri Akun @EtheimJ
"Ini merupakan penambahan kasus tertinggi di Kota Bogor selama pandemi Covid-19," tambah Sri Nowo Retno, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Di lapangan, persoalan sampah tampak nyata. Salah satunya di RT 03/RW 14, Perum Graha Kartika Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Setiap hari tumpukan sampah terlihat berada di depan rumah warga blok C 2, samping GOR Panawungan Puspa Raya. Kemudian, persoalan jalan komplek yang rusak juga harus segera diatasi. Inisiatif ketua RT sangat dibutuhkan.
Baca Juga: Erick Thohir Diprediksi Jadi Kuda Hitam di Pilpres 2024
Namun di lapangan, kenyataan justru sebaliknya. Saat pandemi Covid-19, pemungutan iuran kebersihan yang dilakukan oknum Ketua RT setempat kepada warga terkesan tidak bertanggung jawab. Pasalnya, pengangkutan sampah di dalam komplek perumahan tidak dilakukan setiap hari.
Hanya sekali dalam beberapa minggu atau sebulan sekali. Sehingga banyak warga mengeluh lantaran sampah yang menumpuk berpotensi menimbulkan penyakit.
Artikel Terkait
Gubernur Dipilih Jokowi, Cendekiawan Muslim: Mencerminkan Cengkeraman Kuat Oligarki
IPW Soroti Dugaan Perusahaan Tambang di Wadas Dikelola Keluarga Aparat Penegak Hukum
Simak, Ini Klarifikasi Pos Indonesia Terkait Informasi Hoax Soal Program Hadiah
Disambut Plt Wali Kota Bekasi, Gubernur DKI Kunjungi TPST Bantargebang
Warga Kota Bekasi Antusias Sambut Kehadiran Gubernur Jabar