SATUARAH.CO - Lantaran saluran sekunder dangkal berdampak minimnya pasokan air di wilayah pertanian. Selain itu, pemukiman warga sekitar terkena luapan air hingga menggenangi jalan lingkungan.
Seperti yang terjadi di saluran sekunder BUT 8 ke hilir Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan.
Baca Juga: UPI Gelar Rakor Rencana Pengembangan Kampus di Subang
Dengan demikian, warga Desa setempat mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi dan Dinas terkait untuk segera menormalisasi saluran sekunder BUT 8 yang mengalami penyempitan dan pendangkalan.
Masyarakat khawatir air sungai meluap hingga menggenangi rumah warga dan lahan sawah petani kondisi saat ini minim mendapat pasokan air lantaran aliran itu tersendat.
Baca Juga: Gubernur Jabar Dukung KH Mamun Nawawi jadi Pahlawan Nasional
"Ya mas, saluran sekunder BUT 8 ini sudah dangkal, akibatnya jalan lingkungan pemukiman warga ini terkena genangan air dan juga sawah petani kurang mendapat pasokan air gegara aliran air ini tersendat," kata Ronin Ketua RT 09/03 Desa Kedung Pengawaa, Senin (15/8/22).
Hal itu dibenarkan Dahlan Ketua RW 03 Desa Kedung Pengawas. Menurutnya, saat hujan sebentar saja air dari saluran sekunder BUT 8 ini sudah meluap, apalagi kalau ada air kiriman, karena Kampung Pangkalan ini rawan banjir.
Baca Juga: HUT ke 75, Plt Wali Kota Bekasi Terus Dukung Koperasi
Yang menurutnya, itu sangat dikhawatirkan masyarakat, dengan kondisi saluran sekunder yang dangkal seperti ini jika tidak segera di normalisasi, maka akan meluap membanjiri rumah dan pesawahan warga saat curah hujan tinggi nanti.
Selain itu kondisi air dan tanggul hampir rata, padahal banyak lahan sawah, jika hujan saja air sungai meluap, saluran sekundernya itu tidak bisa menampung debit air gegara sempit dan dangkal.
"Warga berharap kepada Pemkab Bekasi, saluran skunder BUT 8 ke hilir Desa Kedung Pengawas ini di normalisasi segera agar aliran air itu normal kembali seperti semula," harapnya Niman warga Desa Kedung Pengawas. √