SATUARAH.CO – Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo menceritakan pengalaman semasa dinas di militer.
Pengalaman tidak terlupakan itu ketika ia menjabat Komandan Batalyon Infanteri (Yonif) Linud 328/Digahayu, dan berpangkat Mayor. Sekarang nama balatyon sudah berubah menjadi Yonif Para Raider 328/Dirgahayu.
Sebelum berangkat penugasan ke Timor Timur, yang sekarang sudah merdeka menjadi Timor Leste, Prabowo mendadak dihubungi staf Presiden ke-2 RI Jenderal (Purn) Soeharto.
Kala itu, Prabowo sudah menjadi menantu Soeharto, lantaran menikahi Siti Hediati Hariyadi pada 1983.
Baca Juga: 13 Pelabuhan Penyebrangan di Kawasan Toba Diresmikan Presiden Jokowi
"Ini gw cerita tentang Pak Harto by the way. Jadi saya waktu itu Danyon 328 masih langsing. Ini a real story, saya ini mau berangkat tugas ke Timtim besok. Nah, terus dapat telepon dari Cendana," kata Prabowo yang bercerita di podium di depan kader Partai Gerindra dilansir dari republika.co.id, di Jakarta, Selasa (1/2/2022).
Dikutip dari akun Instagram indonesiaadilmakmur, mendapat panggilan RI 1, Prabowo semangat datang untuk menghadap.
Dia menceritakan jika suara di ujung telepon memintanya untuk bertemu dengan Soeharto di rumah pribadinya Jalan Cendana, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
"Mas Prabowo dipanggil Bapak, Pak Harto nanti malam jam 7 di Cendana. Siap," kata mantan Panglima Kostrad itu menceritakan percakapan tersebut.
Baca Juga: Satu Tahun Menjabat, PP GMKI Sebut Listyo Sigit Kapolri yang Humanis dan Pancasilais
Usai mendapat perintah itu, Prabowo seketika mengumpulkan seluruh perwira Yonif Linud 328/Digahayu.
Sambil bercanda, menurut dia, seluruh jajaran perwira saat itu semangat lantaran bakal mendapat uang saku penugasan dari Presiden Soeharto.
"Saya dipanggil Presiden. Wah semua semringah. Kalau dipanggil Panglima tertinggi biasanya dikasih sangu kan? Kita Mayor masih Mayor," ucap mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut.
Prabowo mengaku, langsung berangkat dengan semangat untuk bertemu Soeharto.