SATUARAH.CO - Tanggul yang selama ini menjadi benteng penahan luapan air saluran pembuang (SP) Kali DT 8 di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi jebol beberapa waktu lalu, akibat terjangan luapan air Kali Bekasi saat itu.
Hal itu membuat para petani di Desa Buni Bakti hidup dalam kecemasan gegara tanggul jebol, belum ada lanjutan pekerjaan.
Seperti yang dirasakan salah satu petani bernama Namin (66), Ketua Gapoktan Karya Tani Desa Buni Bakti.
Namin mengaku cemas mengolah sawah seluas 40 hektar pada masa tanam (MT) 2 ini, lantaran minimnya pasokan air dan juga kerusakan tanggul akibat jebol lantaran tidak kuat menahan luapan air Kali Bekasi.
Sementara, sawah yang digarapnya itu baru bisa ditanami padi sekitar 20 hektar dan sisanya belum karena minimnya pasokan air.
Baca Juga: Presiden RI Apresiasi Tinggi Pelaksanaan OMC, Dinilai Tekan Secara Signifikan Jumlah Titik Panas
Diceritakan Namin, kerusakan tanggul itu akibat banjir hingga tidak kuatnya tanggul penahan tanah di saluran pembuangan DT8 jebol pada Selasa 3 Maret lalu," ungkapnya
Sidi Sumardi HM Kepala Desa Buni Bakti mengatakan, kerusakan tanggul akibat jebol tidak hanya berdampak pada kerugian material para petani dan juga akan berdampak pasokan pangan lokal.
Baca Juga: Jelang Pensiun, Kapolda Buka Pelatihan Keterampilan Bagi Pegawai Negeri Polri di Polda Metro Jaya
Menurut Sidi, warga di wilayahnya sebagian besar menggantungkan hidupnya dari bertani.
"Jika tanggul jebol tidak segera diperbaiki, risiko gagal panen akan semakin besar, yang pada akhirnya dapat berdampak pada ketahanan pangan di wilayahnya," ungkap Sidi.
Para petani di Desa Buni Bakti berharap kepada Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang agar memerintahkan Dinas SDABMBK untuk segera memperbaiki tanggul yang jebol di Kampung Buni sebelum musim hujan, agar petani tidak cemas, karena petani telah mengalami kerugian akibat dampak banjir. √