Presiden RI Apresiasi Tinggi Pelaksanaan OMC, Dinilai Tekan Secara Signifikan Jumlah Titik Panas

photo author
- Selasa, 5 Agustus 2025 | 15:48 WIB

SATUARAH.CO - Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dinilai mampu menekan secara signifikan jumlah titik panas (hotspot) dan mencegah penyebaran asap lintas batas negara.


Dalam forum koordinasi penanganan Karhutla di Kalimantan Barat, Presiden menegaskan bahwa pendekatan ilmiah berbasis teknologi seperti OMC harus menjadi garda depan dalam mitigasi bencana ekologis nasional, Senin (4/8/25).

"Saya mendukung penuh langkah-langkah terpadu yang telah dilakukan. OMC terbukti menjadi instrumen efektif dalam mengendalikan kebakaran dan mencegah bencana asap lintas batas yang dapat merugikan Indonesia di tingkat regional,” kata Presiden Prabowo, Selasa (5/8/25).

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menyampaikan bahwa hasil nyata ini adalah buah kerja kolaboratif dari seluruh elemen yang tergabung dalam Desk Penanganan Karhutla.

Baca Juga: Satgas Ops Damai Cartenz Berbagi Bingkisan Makanan ke Warga Kampung Ansudu, Sarmi, Papua

Ia menyoroti pentingnya koordinasi lapangan antara BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BMKG, TNI, Polri, dan pemerintah daerah.

"Koordinasi yang solid dan respons cepat menjadi kunci utama keberhasilan ini. Kita tidak bisa bekerja sektoral, harus lintas institusi dan lintas wilayah," tandas Budi.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa OMC yang dilakukan BMKG bersama mitra kementerian/lembaga telah memberikan hasil signifikan dalam menurunkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di wilayah Kalimantan Barat.

"OMC mampu menurunkan potensi kebakaran secara signifikan melalui penyemaian awan yang ditargetkan berdasarkan data cuaca dan iklim terkini. Pemantauan intensif dilakukan melalui satelit untuk memetakan hotspot dan potensi pembentukan awan hujan," ungkap Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan musim kemarau tahun ini, curah hujan tercatat berada di atas rata-rata curah hujan 30 tahun terakhir.

Kondisi ini membuka peluang besar untuk mengoptimalkan OMC dalam mempercepat terbentuknya hujan buatan.

"Sejak 1 Agustus, OMC di Kalbar dilakukan sejak pagi hingga malam hari untuk memaksimalkan pertumbuhan awan hujan. Pun, di Riau, OMC dilakukan sejak pagi hingga malam," katanya.

Dwikorita menambahkan, hingga 3 Agustus 2025 siang, telah dilakukan 27 sorti penyemaian awan dengan total 26,4 ton bahan semai NaCl.

Hasilnya, tidak ditemukan hotspot kategori high confidence maupun sebaran asap di wilayah Kalimantan Barat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X