Terkait Kerumunan di Festival Citylink, Pengamat Pertanyakan Ketidakkonsistenan Pemerintah

photo author
- Kamis, 3 Februari 2022 | 19:06 WIB
Kerumunan manusia di Festival Citylink, Kota Bandung, Jawa Barat (Foto: tangkapan layar video viral). (satuarah.co)
Kerumunan manusia di Festival Citylink, Kota Bandung, Jawa Barat (Foto: tangkapan layar video viral). (satuarah.co)

SATUARAH.CO – Pengamat hukum dan peneliti senior Institut Peradaban Umar Husein mempertanyakan adanya kesan pembiaran kerumunan perayaan imlek dengan festival barongsai di Bandung, Jawa Barat.

Umar menilai ada perbedaan tindakan polisi dan aparat terkait kasus kerumunan perayaan imlek dengan kerumunan yang menimpa Habib Rizieq Shihab (HRS).

Pada kasus kerumunan HRS, mantan imam besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut sampai dijerat pidana.

Baca Juga: Terkait Pengusiran Susi Air, Pihak Maskapai khawatir Pelayanan Masyarakat Malinau Terganggu

Umar meminta pemerintah dan aparat kepolisian mengklarifikasi kasus kerumunan di Bandung agar masyarakat tak curiga dan menganggap ada perlakuan tebang pilih.

Umar menilai, yang jadi masalah dalam penyikapan kasus kerumunan karena dua hal.

"Perbedaan dalam menyikapi kerumunan itu bisa pertama karena orangnya dan kedua adalah kegiatannya," ujarnya, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga: Iwan Fals Bikin Voting Capres, Hasilnya Bukan Ganjar Pemenang Pilpres

Artinya, dia melanjutkan, ketika melihat kasus keramaian pernikahan anak HRS dan keramaian saat imlek kemarin merupakan bentuk ketidakkonsistenan.

Bahkan, ia menyinggung ada oknum jenderal polisi yang memiliki hajat meski jadi masalah, kasusnya tak naik ke ranah hukum.

Sedangkan untuk kasus kerumunan HRS, dia melanjutkan, dijerat karena melanggar Undang-undang Kekarantinaan Kesehatan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Covid-19.

Baca Juga: Nakes Lanal Bandung Dukung Pelayanan Vaksinasi kepada KBR dan Masyarakat Maritim

Ia meminta ini yang mesti diklarifikasi pemerintah mengenai kerumunan seperti apa yang bisa dikenakan delik. Pemerintah disarankan menjelaskan secara jelas agar masyarakat.

"Kita tak tahu apa pertimbangannya, tetapi kenapa perlakuan terhadap kerumunan berbeda-beda," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dudun

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X