hukum-kriminal

Di tahun 2024, Bareskrim Polri Berhasil Ungkap Lima Laboratorium Rahasia Narkoba

Sabtu, 13 Juli 2024 | 07:59 WIB
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa saat memberikan keterangan pers. (pmjnews.com)

SATUARAH.CO - Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri mewaspadai keberadaan laboratorium narkotika rahasia di Indonesia melalui penguatan kerjasama dengan lembaga terkait. Hal ini untuk melakukan deteksi dini dan penegakan hukum.

"Sepanjang tahun 2024 sudah ada lima pengungkapan laboratorium narkoba rahasia di Indonesia," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa.

"Untuk pengungkapan oleh jajaran Bareskrim sepanjang 2024 ini ada lima wilayah Semarang, Sunter Jakarta Utara, Bali, Sumatera Utara, dan Malang, Jawa Timur," ungkap Brigjen Pol Mukti Juharsa dikutip Jumat (12/7/24).

Baca Juga: Masa Jabatan Kades Jadi 8 Tahun, Pj Bupati Bekasi Serahkan 172 SK Penyesuaian

Keberadaan laboratorium narkoba rahasia ini, tambah Mukti Juharsa, merupakan modus lama yang digunakan lagi oleh para pelaku untuk terus bisa memasarkan barang dagangannya.

Dia menyebut pada era tahun 2000-an, para bandar narkoba menggunakan modus mendirikan atau membuat laboratorium narkoba rahasia untuk memproduksi narkoba jenis sabu-sabu dan ekstasi di Tanah Air.

"Awal tahun 2000-an, di mana laboratorium narkoba rahasia itu menjamur," ujarnya.

Baca Juga: Polri Bakal Gelar Event Balap Sepeda Bertajuk 'Zebra Bhayangkara Presisi Sudirman Loop 2024' Besok

Kendati demikian, lanjut Mukti, modus ini akhirnya teridentifikasi oleh aparat penegak hukum baik kepolisian, Bea Cukai, maupun Imigrasi yang melakukan penegakan hukum secara masif.

Keberadaan laboratorium narkoba rahasia ini, menurut Brigjen Pol Mukti Juharsa, menjadi tren pada era 2.000-an, baik itu memproduksi ekstasi maupun sabu-sabu dengan cara mengirimkan prekusor narkoba.

"Lambat laun era itu hilang. Modus itu hilang karena sudah terendus oleh aparat kepolisian," ucapnya.

Setelah modus pembentukan clandestine laboratory terendus, tambah Mukti, pelaku tindak pidana narkoba mengubah modus dengan pola pengiriman barang narkoba ke Indonesia melalui jalur laut, lewat pelabuhan tikus.

Baca Juga: KAHMI Jakarta Pusat Gelar Nobar Asyik Film 'Lafran' di Metropole Jakarta Pusat

"Mereka kirim narkoba dalam bentuk siap edar dari Aceh, Riau, Batam, Jambi, nanti ujungnya di Lampung, penyeberangan antara Pulau Sumatera dan Jawa. Di Kalimantan pun demikian, dari Entikong sampai Kaltara, yaitu di Sebatik," tuturnya.

Halaman:

Tags

Terkini