Baca Juga: TNI dan Polri Harus Berdiri di Semua Golongan, Ini Harapan Kapolri
Begitu pula elektabilitas Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, maupun Ridwan Kamil saat ini yang juga relatif tinggi, kondisinya saat ini diprediksi akan berbeda ketika nanti sudah tidak lagi menjabat sebagai gubernur.
Apalagi, dari nama-nama yang sering menduduki peringkat atas survei elektabilitas, belum ada calon potensial yang meraih 30 persen suara.
”Ini kalau berdasarkan ilmu survei, belum ada jaminan untuk menang pilpres, karena kalau di bawah 30 persen itu sama dengan nol sehingga kondisi ini sangat mungkin berubah pada 2 tahun mendatang,” ungkapnya.
Gus Jazil mengatakan, politik merupakan momentum. Nama-nama yang muncul di survei saat ini dinilai belum ada yang sampai pada momentumnya sehingga dinamika politik ke depan masih akan sangat dinamis.
Baca Juga: Kepala BMKG: Ulama Punya Peran Penting Tingkatkan Literasi Umat Soal Kebencanaan
”Apakah bisa kemenangan pilpres dilihat hari ini dengan hasil survei ini? Saya tidak yakin karena angkanya di bawah 30 persen. Sementara momentum politiknya masih dua tahun. Kalau Gubernur Jateng Ganjar Pranowo diganti Plt, misalnya, itu hasil survei beda lagi. Itulah yang saya sebut momentum. Pak Ganjar, Pak Anies, Pak RK, misalnya, sebentar lagi pensiun, momentum politiknya akan hilang seiring waktu,” ujarnya.
Menurutnya, Pilpres 2024 adalah momentum yang tepat untuk penguatan parpol. Sebab, 20 tahun belakangan ini, menjadi pelajaran penting bagi partai politik karena selama ini tidak ada ketua umum partai menjadi presiden.
”Pilpres 2024 harus menjadi momentum baru. Parpol harus bisa memberikan harapan baru bagi masyarakat,” tandasnya. √