Pengamat Politik: Duet Prabowo Yusril Ibarat Dwi Tunggal Soekarno Hatta

photo author
- Selasa, 19 September 2023 | 17:50 WIB
Yusril Ihza Mahendra  (cakrawarta.com)
Yusril Ihza Mahendra (cakrawarta.com)

SATUARAH.CO - Koalisi Indonesia Maju (KIM) pimpinan Bacapres Ketum Gerindra Prabowo Subianto telah meraih dukungan mayoritas Parpol peserta Pemilu 2024. 

Koalisi kini terdiri atas Gerindra, PBB, PAN, Golkar, Gelora, serta Demokrat yang bergabung belakangan setelah PKB mundur dari Koalisi IM.

PBB dan Gelora adalah partai non parlemen. Partai non Parlemen lainnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), disebut-sebut juga akan segera bergabung.

Dengan demikian, kekuatan Prabowo secara elektoral dan infrastruktur mendekati sempurna.

Setelah mendapat banyak dukungan, PR terbesar Prabowo kini adalah menentukan Bacawapres yang akan mendampinginya. Apakah dari internal koalisi atau non partai di luarnya.

Sejauh ini, ada tiga nama potensial yang banyak disebut: Airlangga Hartarto usulan Golkar, Erick Tohir usulan PAN, dan Yusril Ihza Mahendra usulan PBB.

Di luar itu, ada isu Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi yang kini menjabat Walikota Solo. Dia anggota PDI Perjuangan dan terhambat masalah umur sehingga harus menunggu putusan MK.

Ada juga beberapa nama di luar nama tersebut, antara lain Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid.

Mengingat besarnya dukungan parpol, maka sebaiknya Prabowo tidak memilih Bacawapres dari non Parpol untuk menghindari munculnya gesekan antara parpol pengusung maupun pendukung.

Menimbang kebutuhan akan kepemimpinan yang kuat di masa jabatan 5 tahun ke depan, dan beban kerja akan berbagai tantangan yang harus dihadapi, maka yang dibutuhkan adalah Cawapres yang bukan saja mampu mendongkrak elektabilitas, tetapi juga mampu membantu Prabowo menjalankan tugas.

Wapres Prabowo bukan sekedar "ban serep" tetapi tokoh yang mampu bekerja membantu Prabowo dalam menata kehidupan bernegara yang "kisruh" pasca amandemen UUD 45.

"Saya menyarankan agar Prabowo memilih Cawapres dari Parpol non parlemen yang bisa menjadi "jalan tengah" yang bisa diterima, baik oleh Gerindra sendiri maupun Golkar, PAN, Demokrat, Gelora dan PSI. Bacawapres jalan tengah itu ada pada Ketua Umum PBB, Prof. Yusril Ihza Mahendra," kata Pengamat Politik dari Lembaga Riset Publik (LRP) Muhammad Al-Fatih, Selasa (19/9/23).

Al-Fatih menyampaikan ada beberapa alasan Yusril sebagai jalan tengah. Pertama, Yusril dapat dikatakan seorang negarawan, intelektual, dan politisi yang pernah tiga kali menjabat menteri strategis di bawah tiga presiden yang berbeda.

Dia pernah bicara dalam suatu podcast, bahwa apabila terpilih jadi Wapres, kemungkinan besar dirinya akan mundur dari Ketua Umum PBB dan sepenuhnya mem-backup Prabowo sebagai presiden. Dia ingin berdiri di atas semua golongan.

Kedudukan Yusril di partainya memang unik dalam sejarah kepartaian di Indonesia. Dia  mempunyai kemiripan dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Pertama RI.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X