SATUARAH.CO - Yayasan DeBintal menggelar Dialog Tematik yang bertema 'Membangun Keharmonisan dan Menangkal Radikalisme' dengan mengahdirkan sejumlah narasumber di antaranya: Ustadz Sofyan Tsauri, Ketua Divisi Dakwah DeBintal, Rajin Sitepu dari Sinergitas BNPT, Gamal Abdilah Maulidi, Ketua Yayasan DeBintal dan DR. Sapto Kriminolog Universitas Indonesia, Minggu (23/10/22).
Dialog Tematik yang digelar di Markas DeBintal Jalan Dahlia II Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan ini dihadiri Wakapolsek Babelan AKP Suparto, sejumlah tokoh masyarakat setempat, para Ketua RT dan RW, Karang Taruna dan Organisasi Massa.
Ketua Umum Yayasan DeBintal, Gamal Abdilah Maulidi mengatakan, gelaran Dialog Tematik yang digagasnya tersebut, berhubungan dengan diresmikannya pembentukan Forum Keserasian Sosial Berbasis Masyarakat dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Baca Juga: Gelar Upacara Peringatan HSN 2022, Bupati Subang Bacakan Amanat Menteri Agama
Kriminolog UI DR Sapto mengucapkan Terima kasih dengan para tokoh masyarakat setempat, Ketua RT dan RW dan masyarakat bahwasannya telah memfasilitasi keberadaan Yayasan DeBintal di wilayah tersebut.
"Dengan berdirinya Yayasan DeBintal di sini, artinya masyarakat sudah mau menerima teman-teman yang pernah salah jalan, kembali lagi. Implementasi pelibatan dalam pencegahan menurut saya sudah tinggi," ujar DR Sapto.
"Tinggal ke depannya, para Ketua RT, RW dan masyarakat tetap bekerjasama dan mengawasi DeBintal. Jika melihat sesuatu yang kurang berkenan di Yayasan ini, disampaikan saja," imbuhnya.
Menurut DR Sapto, ini merupakan perwujudan dari peran serta masyarakat dalam mencegah agar teman-teman yang ada di Yayasan DeBintal ini tidak kembali lagi ke jalan yang salah.
"Penelitian saya, para pelaku yang kembali lagi karena adanya penolakan dari masyarakat. Jadi bagi saya, bersyukur sekali dan berterima kasih kepada para Ketua RT, RW dan masyarakat yang mau menerima dan berdirinya Yayasan DeBintal di tempat ini," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Ustadz Sofyan Tsauri, Ketua Divisi Dakwah DeBintal yang merupakan napiter mengaku pernah terlibat dalam kasus terorisme dan ditahan di penjara selama 10 tahun.
Baca Juga: 18 Calon Dirjen Imigrasi Ikuti Seleksi Kompetensi, Begini Penjelasan Sekjen Kemenkumham
"Saya akan sharing pengalaman, agar pengalaman-pengalaman kami ini tidak ditiru, tidak diikuti oleh Bapak bapak dan Ibu ibu semua. Karena, semua berangkat karena ketidaktahuan dan keikhlasan kita ingin menolong agama Allah, kita ingin memperjuangkan agama Allah, tapi siapa sangka niat baik kita justru tercebur, terseret, terpeleset kepada paham-pahan yang berbahaya, yang bisa memecah kesatuan dan persatuan bangsa, mengganggu keamanan dan ketertiban, tetapi dalihnya berjuang dibalik agama," beber Ustadz Sofyan Tsauri.