peristiwa

Wayang Disebut Haram, Sultan: Itu Domain Khilafiyah Syari'at Islam

Sabtu, 19 Februari 2022 | 23:41 WIB
Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin saat menonton pertunjukan tarian budaya daerah. (telusur.co.id)

SATUARAH.CO – Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin meminta masyarakat Indonesia khususnya para pecinta seni pewayangan untuk tidak terprovokasi dengan pernyataan salah satu Ustadz kondang Dr. Khalid Basalamah, Lc. yang menyarankan seorang dalang jamaahnya untuk bertaubat.

"Saya kira tidak perlu ada yang merasa dirugikan dengan pernyataan beliau, karena itu merupakan tugas beliau sebagai da'i yang diminta untuk memberikan nasehat. Soal hukum wayang, masih diperdebatkan. Itu wilayah khilafiyah agama Islam," kata Sultan dalam keterangan resminya, dilansir dari telusur.co.id, Sabtu (19/2/2022).

Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Khalid Basalamah merupakan hasil analisis yang bersangkutan berdasarkan dalil atau keterangan aturan Islam yang menurut Khalid itu benar. Sebagai bangsa, semua pihak harus menghormati pendapat itu.

Baca Juga: Komisi IX DPR Tegaskan tak Pernah Diajak Bahas Permenaker JHT

"Bagi saya tidak ada komentar beliau yang melecehkan. Dan sejak awal beliau sudah men-disclaimer, bahwa jawaban atas pertanyaan jamaahnya itu tidak bertujuan atau berniat untuk mendiskreditkan pihak manapun, khususnya para pelaku seni pewayangan," terangnya.

"Beliau orang sholeh dan sangat cerdas dalam memahami kebudayaan Indonesia. Silahkan berdebat jika kita memiliki pendapat atau sumber dalil yang berbeda, bukan melaporkannya polisi," sambung Sultan.

Tindakan saling melaporkan, kata Sultan, adalah ciri ketidakdewasaan mental. Apalagi hanya karena perbedaan pendapat dan ketersinggungan. Jadi makin ke sini bangsa ini terkesan makin kerdil jiwanya.

Baca Juga: Viral Diduga Karyawan Pertamina Hina Agama Islam

"Suasana yang mengganggu keakraban sosial bangsa ini harus kita akhiri. Bangsa ini tidak akan pernah maju dan guyub jika selalu mengedepankan prasangka buruk terhadap perbedaan," jelas mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.

Lebih lanjut Senator muda asal Bengkulu itu menerangkan penerimaan kita terhadap demokrasi harus disertai dengan pembiasaan bangsa ini terhadap perbedaan pendapat dan perbedaan tafsir atau asumsi. Selama tidak mengganggu hak hidup dan kehormatan pribadi orang lain, tentunya tidak perlu dibesar-besarkan.

"Jika ada ustadz lain yang memiliki cara dan orientasi dakwah membudayakan Islam, kenapa kita tidak bisa toleran dengan pendekatan dakwah yang meng-Islamkan budaya bangsa Indonesia yang beragam?" tanya Sultan.

Baca Juga: Asosiasi Pekerja Minta Menaker Cabut Aturan Baru JHT

"Di Sumatera Barat, ada kaidah adat bersendikan syarah, syarah bersendikan kitabullah. Apakah itu masalah? Tentu saja tidak," pungkasnya.

Tags

Terkini