peristiwa

Baliho Puan di Lokasi Bencana Dinilai Rendahkan Korban dan Tidak Bermartabat

Rabu, 22 Desember 2021 | 20:41 WIB
Baliho Puan Maharani di desa terdampak erupsi Semeru. (fajar.co.id)

BACA JUGA; Hadiri Senimania FWJ Award 2021, Ini Kata Sekda Kota Bekasi

Lucius Karus mengatakan, pemasangan baliho Puan di daerah terdampak erupsi Gunung Semeru, sangat tidak etis. "Jadi, sebagai strategi politik pemasangan baliho ini jelas tak masuk akal sehat. Alih-alih mencapai tujuan, baliho-baliho itu justru akan menghambat Puan menggapai tujuannya," ujarnya.

Dia mengaku heran dengan Puan ataupun pihak yang memasang baliho tersebut di tengah lokasi terdampak bencana. Pencitraan untuk meraih elektabilitas tersebut dinilainya akan justru disindir oleh publik.

"Spanduk politisi akan menjadi santapan untuk mengolok-olok politisi yang justru memanfaatkan bencana untuk mendulang popularitas," ujar Lucius.

Dampak politik baliho jelas akan kalah banyak dibandingkan dengan pendekatan yang empatik dari Puan di lokasi bencana. Ketimbang menghabiskan uang untuk memasang baliho, ia seharusnya memaksimalkan perannya sebagai Ketua DPR sekaligus wakil rakyat.

BACA JUGA; Copot Dirjen Bimas Hindu, PP KMHDI Nilai Menag Diskriminatif

"Alih-alih menunjukkan simpati, baliho-baliho itu justru terlihat menempatkan warga sebagai komoditas atau objek politik di mana suara mereka akan dibutuhkan setiap menjelang pemilu," ujar Lucius.

Diketahui, baliho Ketua DPR RI Puan Maharani bertebaran di sekitar desa terdampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Baliho tersebut bergambar potret diri Puan dengan latar foto para pengungsi.

Selain itu ada pula logo ‘Relawan Puan Maharani‘ dilengkapi kalimat penyemangat, "Tangismu, tangisku. Ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan".  

Halaman:

Tags

Terkini