peristiwa

Stop Open Dumping!! Go Green Go Clean Tuntut Langkah Konkret Atasi Krisis Sampah

Minggu, 8 Desember 2024 | 19:19 WIB
Dr. Ir. Justiani M.Sc., Ketua Umum Go Green Go Clean (selendang merah), bersama Ir. Sakti Wahyu Trenggono, MM, Menteri Kelautan dan Perikanan RI

SATUARAH.CO - Masalah pengelolaan sampah di Indonesia terus menjadi sorotan berbagai pihak. Dr. Ir. Justiani, M.Sc., Ketua Umum Yayasan Go Green Go Clean, yang menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dan langkah konkret dalam mengatasi dampak sampah terhadap lingkungan dan masyarakat.


Ia mengusulkan agar pemerintah dan masyarakat beralih ke metode pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan, seperti sanitary landfill, pengomposan, daur ulang, dan pengolahan limbah menjadi energi (waste-to-energy).

“Metode open dumping atau penimbunan terbuka memiliki dampak negatif yang signifikan. Lindi yang dihasilkan dari tumpukan sampah dapat mencemari sumber air tanah, sementara mikroplastik dari sampah mencemari ekosistem, merusak flora dan fauna, serta masuk ke rantai makanan,” ujar Justiani kepada awak media, Minggu (8/12/24).

Baca Juga: Kepala BMKG: Penyebab Banjir Bandang Akibat Adanya Bibit Siklon 95 W di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik

Dampak Lingkungan dan Masyarakat

Justiani juga menyoroti risiko kesehatan masyarakat di sekitar lokasi penimbunan terbuka.

“Tumpukan sampah dapat menjadi tempat berkembang biak serangga, tikus, dan mikroorganisme penyebab penyakit seperti demam berdarah, malaria, hingga infeksi kulit. Ini menurunkan kualitas hidup masyarakat sekitar,” tambahnya.

Selain pencemaran lingkungan, metode open dumping juga menghasilkan gas rumah kaca, seperti metana, yang memperburuk perubahan iklim.

Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan bahwa sampah plastik menjadi aliran sampah terbesar kedua di Indonesia pada 2023, dengan kontribusi 19,21% dari total 38,4 juta ton sampah.

Solusi Berkelanjutan

Menurut Justiani, kebijakan seperti pelarangan impor plastik dan mendorong pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga perlu diimplementasikan secara luas. Pengelolaan sampah di sumbernya ini akan mengurangi beban di tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca Juga: Bikin Aplikasi Si Putri, Ketua SMSI Kota Bekasi Apresiasi Kasie Intelijen Kejari Kota Bekasi Ryan Anugrah

Pemerintah juga didesak untuk mempercepat transisi ke metode sanitary landfill, yang lebih ramah lingkungan, serta mendorong pengembangan fasilitas pengolahan limbah menjadi energi sebagai solusi jangka panjang.

Langkah ini, jika diterapkan secara konsisten, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup di Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini