pemerintahan

Ditanya Soal Kepemimpinan Anies, Sekjen PDIP Bilang Begini

Sabtu, 29 Januari 2022 | 18:54 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (republika.co)

Hasto saat kegiatan menanam pohon di Danau Kampung Bintaro turut menyinggung banyaknya pasukan oranye yang sekarang ini terlihat duduk.

Baca Juga: Apresiasi Program Presisi Kapolri, Ini Menurut Ketum SESM

Bahkan, dia turut melihat banyak eskavator yang tidak dipergunakan semestinya. Seperti alat berat berupa eskavator milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terparkir di aliran Kali Cideng di dekat Gedung KPK, Jakarta Selatan.

"Saya kalau di Jakarta berkeliling, bagaimana banyak eskavator yang menganggur. Di KPK itu saya sampai bilang, itu buat apa di depan KPK eskavator menganggur. Mengeruknya tidak dilakukan, klaim atas biaya eskalator dilakukan," tutur Hasto.

Bahkan pengalamannya sendiri ketika melakukan penghijauan di Rawa Lindung Jakarta, dimana warga sekitar mengakui bahwa ekskavator di sana jarang dipergunakan.

Baca Juga: Soal Kerangkeng Bupati Langkat, Kompolnas Heran Kapolda Sumut Kebobolan

Menurut Hasto, hal tersebut tidak terjadi ketika DKI Jakarta dipimpin Jokowi dan Ahok. Semua eskavator bekerja maksimal mengeruk kali dan danau.

"Berbeda di era Jokowi dan Ahok. Semua eskavator berjalan. Masyarakat harus menjadi pengawas agar program bisa dijalankan sebaiknya," tutur Hasto.

Belum lagi jika dibandingkan dengan kemampuan Jokowi, Ahok, hingga Djarot Saiful Hidayat yang mengubaj kultur di Jakarta. Contohnya adalah mengenai layanan pemadam kebakaran. Jika di era sebelumnya, ada cerita dimana warga harus “bernegosiasi” jika ingin ada air ketika terkadi kebakaran.

Baca Juga: Tiga Prajurit TNI Gugur di Papua, Begini Penjelasan Kapendam Cenderawasih

“Itu dulu sebelum pak Jokowi. Ketika mejabat, pak Jokowi mengubah kultur itu. Rakyat yang jadi korban, pemadam otomatis memadamkan. Tidak perlu negosiasi. Itu perubahan kultural. Ini contoh pemimpin mengalirkan disiplin dan ketegasan yang membuat birokrasi satu nafas. Kepemimpinan diukur apabila gubernur berwibawa sampai petugas di lapangan bertugas disiplin, itu namanya kultural organisasi,” urai Hasto.

“Jadi tidak bisa pemimpin santai, kerjanya meminta yang di bawah bekerja,” pungkasnya.

Halaman:

Tags

Terkini